JAKARTA – PLN Nusantara Power (PLN NP) selaku subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara berhasil meraih 2 penghargaan energi tertinggi di Asia Tenggara, ASEAN Energy Award 2024 (AEA). Kedua penghargaan tersebut adalah Runner Up” pada kategori On-Grid – National Grid atas pengelolaan PLTA Way Besai (Lampung) dan juga 2nd Runner Up untuk ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024 di kategori biofuel atas pengelolaan PLTU Air Anyir (Bangka).
ASEAN Energy Award merupakan penghargaan tertinggi di Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE). Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang telah berkontribusi dalam melakukan efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan. Penganugerahan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan The 42nd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) dan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) Asean Energy Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Mineral Laos pada 25-27 September 2024 Grand Ballroom Landmark Mekong Riverside, Laos.
Ruly Firmansyah selaku Direktur Utama PLN Nusantara Power menyampaikan rasa bangganya atas capaian perusahan pada event dengan skala internasional ini.
“Kami terus berupaya yang terbaik dalam mendukung dan membangun Indonesia melalui sektor ketenagalistrikan. Penganugerahan penghargaan ini menjadi salah satu penanda milestone kami untuk terus berinovasi, dan berkontribusi kepada nusantara”, terang Ruly.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai memiliki kapasitas 90 MegaWatt (MW) dan beroperasi sejak 2021 dan penopang sistem kelistrikan Lampung sebesar 8,18% (beban puncak 1.100 MW). PLN NP mengelola PLTA Way Besai ini dan mendukung pengembangan masyarakat local melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memberdayakan masyarakat dan terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Daerah Aliran Sungai (DAS), agar dapat terjaga dan sumber daya air di Sungai Way Besai tetap optimal.
Melalui Program Peduli DAS Besai (PEDAS BESAI), yang merupakan salah satu program CSR unggulan berbasis pemberdayaan masyarakat dan ekosistem alam sekitar. Program ini menjadi solusi untuk mengurangi laju sedimentasi di daerah sub-DAS yang mendukung sedimentasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
“Melalui program Pedas Besai ini juga, kami mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan omset hingga 359 juta pertahun, serta menyediakan akses listrik bagi masyarakat di desa-desa terpencil”, tambah Ruly.
“Sedangkan prestasi kami atas pengelolaan PLTU Air Anyir adalah hasil inovasi kami dalam penerapan co-firing biomassa berbahan bakar campuran kayu chip dan cangkang sawit pada PLTU’, terang Ruly.
PLN NP menerapkan co-firing pada PLTU ini melalui beberapa tahapan untuk memastikan keberlanjutan, keamanan, dan keandalan pembangkit listrik yang ada. Tahapan tersebut meliputi: studi literatur dan benchmarking; analisis komposisi biomassa; analisis model numerik (dengan computational fluid dynamics/CFD); analisis bahan baku biomassa; praktik metode pencampuran; uji kinerja (uji pembakaran); laporan dan evaluasi.
“Hasilnya, PLTU berkapasitas 2×30 MW ini mampu menghasilkan energi hijau sebesar 15.797 MWh/tahun”, pungkas Ruly.
Selain menggunakan energi hijau dalam mengurangi emisi, MFPP Air Anyir Bangka juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) seperti: penanaman hutan, pengolahan dan pengelolaan limbah, pelatihan dan pendampingan untuk usaha kecil dan menengah (UKM)