PEKANBARU, Fokus Energi — Kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak jauh dari sisi kanan jalan, terpantau seekor Gajah Sumatra (Elephas Maximus sumatranus) berbobot tinggi besar mendekati jalur lintas Tol Pekanbaru – Dumai.
Dengan kecanggihan teknologi, gajah itu terus termonitor melalui Drone Thermal meski dalam kegelapan di malam hari. Tim dari Rimba Satwa Foundation (RSF) senantiasa mengawasi agar gajah tidak sampai masuk ke jalan tol, memastikan keamanan untuk sang gajah maupun manusia di sekitarnya.
Begitu pula Smart Patrol (patroli pintar) bekerja dengan efektif memantau pergerakan gajah, memperkuat kolaborasi multi pihak BBKSDA Riau, KPHP Minas-Tahura, pengelola jalan tol Hutama Karya dan RSF dalam melakukan mitigasi gajah liar.
Kejadian gajah yang mendekati lintasan jalan tol cukup menguras tenaga. Tindakan preventif dilaksanakan untuk memastikan keselamatan. Itulah sebabnya, Tim Patroli Gajah RSF mesti bekerja ektsra tanpa pandang waktu. Pasalnya, gajah selalu bergerak dan sangat aktif di malam hari.
Hampir seharian mereka memantau pergerakan gajah yang keluar dari habitat hingga mendekati jalan raya, namun semangat tetap menyala demi keselamatan gajah dan tentunya para pengendara. “Ini demi keselamatan bersama, baik itu pengendara dan masyarakat sekitar, agar semuanya aman,” kata Rozi Saputra, Ketua Tim Patroli Gajah Sumatra RSF Area Minas-Petapahan. Begitulah salah satu bukti dedikasi kegiatan yang dilaksanakan para anggota RSF.
Rimba Satwa Foundation merupakan sebuah yayasan yang mengusung semangat konservasi beranggotakan para pecinta alam. Mereka bergerak demi mewujudkan keseimbangan alam yang lestari, serta terciptanya kehidupan harmonis antara manusia dan lingkungan hidup. “Bagi kami ini bukan sekedar passion tetapi hal yang harus diperjuangkan. Kami berkomitmen untuk melestarikan dan melindungi satwa, Selain melaksanakan kegiatan preventif, kami juga giat melakukan edukasi karena kami tidak ingin perlakuan manusia menyebabkan nyawa hewan terancam punah, bahkan kematian yang tidak wajar,” kata Ketua RSF Zulhusni Syukri.
Dibantu rekan-rekannya Rozi Saputra dan Riski Irfan, Zulhusni turut memantau pergerakan gajah liar yang mendekati jalan tol. Bersama BBKSDA Riau dan kolaborasi multi pihak, mereka aktif terlibat dalam upaya menggiring gajah liar agar kembali ke habitatnya ke kantong polulasi Minas-Petapahan. RSF turut berdedikasi mendukung program pelestarian gajah yang diusung oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, di wilayah operasi migas. Kolaborasi PHR & RSF terus menjaga ekosistem agar habitat gajah dapat lestari di bumi Lancang Kuning.
Gajah Sumatra saat ini berstatus Critically Endangered (CR) atau terancam kritis di daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2011. Gajah Sumatra berada diambang kepunahan, hanya dua tingkat di bawah status punah di alam liar. Keberadaannya semakin menipis akibat menyempitnya habitat alami, ruang jelajah terbatas, serta perburuan dan konflik dengan manusia. Oleh sebab itu, upaya konservasi penting dilakukan guna menjaga dan melestarikan Gajah Sumatra.
“Gajah punya hak hidup yang sama dengan manusia, bahkan dari leluhurnya orang Riau sudah menghormati dan menyebutnya dengan ‘Datok Godang’. Tinggal bagaimana kita meneruskannya, agar kita dapat hidup harmonis, dan hidup berdampingan dengan satwa liar. Kemerosotan populasi gajah serta kerusakan hutan yang menjadi habitatnya di Riau merupakan kerugian yang tidak ternilai harganya,” ucap Zulhusni.
Kini Gajah liar itu sudah menjauh dari jalur jalan bebas hambatan itu, ia kembali ke habitatnya dan berkumpul dengan gajah-gajah liar lainnya. Para anggota RSF kembali berhasil menggiring pulang satwa dan memberi ruang yang aman bagi semua pihak. Seiring hari Pahlawan, inilah waktu yang tepat mengapresiasi para pejuang yang mungkin selama ini tersembunyi di rimba belantara sana. Namun manfaat dan dedikasinya dirasakan untuk keselamatan manusia dan keselamatan Gajah Sumatra. Teruslah berjuang para pencinta alam, jaga Riau agar terus lestari.