JAKARTA – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya meresmikan Gedung Baru Hub UMK Jakarta Raya di Kembangan, Jakarta Barat, yang diharapkan menjadi pusat pemberdayaan UMKM sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Sejak berdiri, Hub UMK Jakarta Raya telah membina 925 UMKM dengan total omzet mencapai lebih dari Rp1 miliar per tahun, membuktikan kontribusinya dalam memajukan sektor usaha kecil dan menengah.
General Manager PLN UID Jakarta Raya, Lasiran, menyampaikan bahwa gedung baru ini dirancang untuk mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM di wilayah Jakarta Raya.
“Kami percaya UMKM adalah pilar ekonomi Indonesia. Hub UMK Jakarta Raya hadir sebagai platform untuk mengembangkan potensi UMKM secara maksimal,” ujar Lasiran.
Gedung Hub UMK ini juga mengusung konsep ramah lingkungan dengan memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA), residu pembakaran batu bara dari PLTU Lontar yang dikelola oleh PLN. FABA digunakan untuk membangun berbagai bagian gedung, seperti tribun, dinding, dan meja dapur, sebagai bagian dari inovasi PLN mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, sekaligus memperkuat ekosistem bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Lasiran.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Vice President Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN Pusat Prima Ardhanie serta jajaran manajemen PLN UID Jakarta Raya. Selain peresmian, kegiatan ini juga diisi dengan sesi berbagi pengalaman dari dua UMKM unggulan PLN UID Jakarta Raya, yaitu Mega Septiariandini dari Demero Indonesia dan Harry dari Batik Palbatu.
Mega Indah Septiariandini dari Demero Indonesia menjelaskan bahwa usahanya memiliki produk unggulan berupa artisan tea dan telah meraih pengharaan Gold dalam Bina Mitra UMKM Awards 2024.
“Kami tidak hanya fokus pada produk berkualitas, tetapi juga memberdayakan kaum rentan untuk memproduksi blacu sebagai kemasan teh. Ini sekaligus mendukung keberlanjutan dengan penggunaan bahan ramah lingkungan,” ungkap Mega.
Harry, pemilik Batik Palbatu, mengungkapkan bahwa usahanya fokus pada pengembangan batik kontemporer dengan pemberdayaan kaum rentan, seperti difabel dan penyintas kanker.
“Kami memiliki pembatik tetap dari komunitas tunarungu dan menyertakan motif anak-anak difabel dalam desain kami, sebagai bagian dari upaya menciptakan batik yang inklusif dan bermakna,” jelas Harry.
Melalui Gedung Hub UMK Jakarta Raya yang ramah lingkungan, PLN UID Jakarta Raya berharap dapat menciptakan ekosistem UMKM yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.