Jakarta – PT Pertamina (Persero) sepanjang tahun 2024 berhasil mencatatkan kinerja positif dengan raihan laba bersih mencapai USD 3,13 Miliar atau sekitar Rp49,5 triliun (asumsi kurs 15.847). Raihan kinerja positif ini tak lepas dari dukungan Pemerintah serta keberhasilan Pertamina menjaga revenue di tengah tantangan global.
Pada periode itu, Pertamina juga mencatat kontribusi sebesar Rp401,73 triliun kepada negara, baik dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun dividen, serta penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga Rp 415 triliun
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan di tengah berbagai dinamika global Pertamina terus beradaptasi untuk menjaga operation excellent yang secara konsisten diterapkan di seluruh lini bisnis.
“Dengan fokus pada peningkatan layanan publik dan menjaga pertumbuhan Perusahaan, Pertamina berhasil mengoptimalkan seluruh proses bisnis sehingga mampu mempertahankan kinerja finansial yang solid,” ujar Simon dalam Konferensi Pers Laporan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024 di Grha Pertamina, Jumat, 13 Juni 2025.
Simon menambahkan, kontribusi berbagai program efisiensi dan optimalisasi kinerja memberikan dampak signifikan bagi kinerja positif perusahaan.
“Ke depan, kami berkomitmen untuk terus memperkuat kinerja dan menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan. Kami optimistis dengan peluang dan potensi yang dimiliki, Pertamina akan mampu mengakselerasi pencapaian target Perusahaan dan berkontribusi pada ketahanan energi nasional,” imbuh Simon.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan, Program Cost Optimization yang dijalankan Pertamina berhasil memberikan kontribusi sebesar USD 1,38 miliar kepada kinerja positif Pertamina.
Emma menambahkan, laporan keuangan Pertamina tahun 2024 juga mendapat opini wajar tanpa pengecualian dalam semua hal yang bersifat material. Pertamina juga patuh terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan dalam seluruh operasional bisnisnya.
“Ini menunjukkan bahwa praktik GCG di Pertamina secara group solid dan Pertamina dipandang bagus untuk mendapat kepercayaan dari stakeholders dan investor,” imbuh Emma.
Menurut Emma, di tengah dinamika global, Pertamina berkomitmen terus meningkatkan modal kerja (capital expenditure/capex) yang tumbuh secara berkesinambungan.
“Dilihat dari rasio keuangan justru terjadi perbaikan. Kalau kita lihat dari realisasi capex 2024 meningkat 4,3 persen dibandingkan tahun 2023, karena Pertamina berkomitmen harus tumbuh berkelanjutan,” tandas Emma.
Kinerja finansial yang baik juga tergambar dari peringkat kredit Pertamina dari lembaga pemeringkat internasional yang memberikan peringkat level investasi, dengan outlook stabil.
“Secara keseluruhan, tahun 2024 kami berhasil menutup kinerja Pertamina secara group, baik sisi finansial atau operasional terjaga cukup baik, berkat kinerja yang solid dari Holding dan Subholding, serta dukungan Pemerintah dan seluruh stakeholders,” imbuh Emma.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina juga menjadi BUMN terbesar dalam penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), mencapai Rp 415 triliun.
“Serapan belanja dalam negeri menjadi komitmen Pertamina dalam mendukung perekonomian, terutama usaha lokal sebagai tulang punggung ekonomi agar terus berkembang dan maju yang,” ujar Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.