Tuesday , September 23 2025

Pertamina Pimpin Transisi Energi, Kembangkan Green Hydrogen di Indonesia

Jakarta – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), aktif dalam inovasi energi baru terbarukan energi panas bumi (geothermal). Salah satu tonggaknya adalah dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu di Lampung, fasilitas pertama di dunia yang mengintegrasikan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) Electrolyzer dengan energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih untuk memproduksi hidrogen hijau.

“Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatannya untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon,” ungkap Direktur Utama PGE Tbk, Julfi Hadi pada paparannya kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di area pameran PGE, pada acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Rabu (17/9).

Julfi menambahkan bahwa proyek hidrogen hijau tersebut bisa direplikasikan di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGEO lain di masa mendatang.

“Untuk itu, kami meminta dukungan penuh terhadap seluruh stakeholder, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM,” terang Julfi.

Julfi mengatakan bahwa proyek ini sebagai salah satu dari tonggak transformasi bisnis PGE. “Hadirnya Green Hydrogen Plant membuat PGE memiliki rantai bisnis hijau yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” jelasnya.

Fasilitas Green Hydrogen Plant tidak hanya sebagai pusat inovasi, tetapi juga model yang bisa direplikasi di wilayah kerja panas bumi lainnya, sekaligus membuka peluang percepatan off-grid solution untuk transportasi dan industri rendah karbon.

“Ke depan, peta jalan pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan,” ungkapnya.

Komitmen PGEO dalam mengembangkan proyek Green Hydrogen juga tertuang dalam penandatanganan kerja sama komitmen kolaborasi studi pengembangan ekosistem green hydrogen di Indonesia antara PT PGE Tbk dan PT Toyota manufacturing Indonesia, serta penandatanganan joint study agreement antara PGE Tbk dan Pertamina Energy Terminal, pada acara IIGCE tersebut.

Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu merupakan inisiatif pengembangan energi bersih yang memanfaatkan kombinasi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dan teknologi elektrolisis modern yang lebih hemat energi. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi green hydrogen hingga sekitar 100 kilogram per hari dengan tingkat efisiensi tinggi, berkisar 82–88 persen.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina mendorong inovasi energi transisi untuk ketahanan energi, guna mempercepat target swasembada energi nasional.

“Geothermal merupakan salah satu sumber energi yang berpotensi untuk terus dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan cadangannya yang masih besar. Kami terus mencari peluang baru, serta aktif dalam mengembangkan ekosistem energi bersih ini,” tambahnya.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Cek juga

PLN EPI Dorong Ekosistem Biomassa Untuk Capai Target 3 Juta Ton di tahun 2025

Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus mempercepat transformasi energi melalui pemanfaatan …