Jakarta — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina menegaskan komitmennya dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui pengelolaan lapangan migas mature dengan strategi inovatif dan penerapan teknologi terkini.
VP Production & Project PT Pertamina Hulu Energi, Benny Hidajat Sidik, dalam perhelatan Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition (APOGCE) 2025 di Jakarta, Kamis (16/10/2025), menjelaskan bahwa sebagian besar aset yang dikelola PHE merupakan lapangan migas yang telah beroperasi lama namun tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi nasional.
“Sebagian besar produksi minyak nasional berasal dari lapangan-lapangan mature yang kami kelola di berbagai wilayah Indonesia. Tantangan utamanya adalah bagaimana mempertahankan tingkat produksi di tengah kondisi reservoir yang menurun secara alami,” ujar Benny.
Untuk menjawab tantangan tersebut, PHE menerapkan pendekatan komprehensif berbasis asset integrity management, digitalisasi, dan inovasi teknologi terhadap sumur-sumur produksi dan fasilitas produksi. “Kami terus berupaya mengoptimalkan pengelolaan lapangan-lapangan migas yang sudah mature seperti di Wilayah Kerja Mahakam dan Rokan. Kami menggunakan pendekatan konvensional dan modern, termasuk penerapan digital intelligence untuk memantau performa sumur dan fasilitas produksi serta melakukan optimasi secara real time,” tambahnya.
Melalui berbagai macam pendekatan tersebut PHE terus mengoptimalkan perannya dalam menjaga pasokan energi nasional. Pada semester pertama tahun 2025, PHE mencatat capaian produksi minyak sebesar 557 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Selain itu, sebanyak 18.714 kegiatan well intervention & services telah dilaksanakan, 628 well workover, dan 404 sumur pengembangan berhasil diselesaikan.
Benny menegaskan bahwa selain aspek teknologi, kompetensi sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan produksi. “Keberhasilan strategi ini bergantung pada kualitas personel di lapangan. Kami terus mengembangkan kompetensi, baik bagi pekerja senior maupun pekerja baru, agar adaptif terhadap perubahan dan inovatif dalam menghadapi tantangan industri,” jelasnya.
Lebih lanjut Benny menuturkan, PHE aktif mengembangkan berbagai inisiatif pembelajaran dan berbagi pengetahuan antarunit kerja untuk mempercepat proses transformasi organisasi. Melalui pendekatan learning organization, sambungnya, PHE menjadikan setiap tantangan di lapangan menjadi peluang untuk belajar dan berinovasi.
PHE juga berkomitmen untuk terus memperkuat budaya keselamatan kerja, efisiensi operasi, serta integritas aset di seluruh wilayah kerja. Dengan langkah ini, PHE optimistis dapat menjaga kontribusinya terhadap produksi energi nasional sekaligus mendukung transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan.
“Melalui sinergi teknologi, inovasi, dan SDM unggul, Pertamina Hulu Energi akan terus menjadi motor penggerak ketahanan energi Indonesia,” tutup Benny.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016. PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.