Tuesday , November 4 2025

SP Akasia Bagus Stage – 1 Pertamina EP Tambah Kapasitas, Siap Jaga Ketahanan Energi Nasional

INDRAMAYU –Guna mendukung program Asta Cita pemerintah dalam mencapai kemandirian energi nasional, Subholding Upstream Pertamina fokus mengembangkan proyek strategis Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Stage 1, Lapangan Akasia Bagus. Lapangan Akasia Bagus merupakan wilayah kerja dari PT Pertamina EP yang merupakan afiliasi dari PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina.

Ahmad Firdaus Fasa, Manager Project Zona 7 PT Pertamina EP memaparkan bahwa saat ini pada Lapangan Akasia Bagus yang dikelola Pertamina EP sebagai bagian dari PHE Subholding Upstream Pertamina tengah dalam masa konstruksi untuk Stasiun Pengumpul Akasia Bagus Stage-1 di lahan seluas tiga hektare sebagai bagian proyek Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus – Gantar (OPLL ABG – GTR).
Ia menjelaskan Pertamina EP menggandeng PT Tripatra Engineers & Contractors untuk membangun Stasiun Pengumpul Akasia Bagus Stage-1 guna meningkatkan kapasitas stasiun pengumpul dari 1.750 BLPD (barel cairan per hari) menjadi 9.000 BLPD. Untuk kapasitas penampung gasnya pun turut di-upgrade dari 3 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) menjadi 22 MMSCFD. “Jadi ini kapasitas produksi yang cukup besar untuk menampung penambahan produksi dari Lapangan ABG,” jelas Firdaus, Selasa (21/10/2025).

Diharapkan, dengan kapasitas SP ABG yang semakin besar akan bermanfaat untuk menghindari produksi gas yang dibuang melalui flare gas karena kapasitas stasiun pengumpul yang minim. Di samping menambah kapasitas, Project SP ABG Stage-1 juga akan melengkapi fasilitas dengan teknologi CO₂ Removal Package serta pemasangan 12 jaringan pipa.

Lapangan Akasia Bagus merupakan salah satu backbone dari Pertamina EP Zona 7 yang tergabung dalam Distrik Cemara di Field Jatibarang. Saat ini produksi minyak dari Lapangan Akasia Bagus sekitar 3.300 barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas pada kisaran 30 MMCSFD. Jumlah produksi migas Akasia Bagus tersebut terhitung sudah lebih dari separuh produksi migas Field Jatibarang yang sampai 20 Oktober 2025 yang tercatat sebesar 6.005 BOPD, sementara untuk gas mencapai 55 MMSCFD.

Adapun Zona 7 ini melingkupi tiga field besar yaitu Field Jatibarang, Field Subang dan Field Tambun dengan area kerja berada di tujuh kabupaten dan kota di Jawa Barat, antara lain Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bekasi.

Untuk kegiatan pengeboran di Field Jatibarang, dari rencana 19 pengeboran sumur pada tahun 2025 ini telah terealisasi sebanyak 11 sumur, di mana Lapangan ABG masih menjadi andalan dengan sembilan sumur yang telah onstream. Karena menjadi andalan, untuk itu fasilitas produksi Lapangan ABG harus terus menyesuaikan dan di-upgrade seiring penambahan sumur serta bertambahnya kegiatan work over hingga well intervention di Akasia Bagus. Pasalnya, tim subsurface hingga drilling Pertamina EP juga terus bekerja demi menjaga dan meningkatkan produksi migas dari Lapangan Akasia Bagus.

Lebih lanjut Firdaus mengungkapkan bahwa Project Akasia Bagus memang cukup spesial karena dikembangkan secara bertahap. Jika dirunut balik, tahun 2013 merupakan saat dimulainya fase eksplorasi Lapangan Akasia Bagus.
Lalu berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui SKK Migas pada 27 Desember 2017 pengembangan Akasia Bagus dilakukan dengan mekanisme dua tahap, Stage-1 dan Stage-2. “Jadi lokasi sekarang kita berada adalah hasil dari POD awal, di mana stasiun pengumpul yang ada di samping kita adalah cikal bakal dilahirkannya lapangan produksi Akasia Bagus,” ujar Firdaus.

Untuk pengembangan SP ABG Stage-1, Firdaus mengungkapkan saat ini milestone-nya sudah berada pada fase akhir kegiatan EPC (Engineering, Procurement & Construction). “Kami mengapresiasi teman-teman Tripatra sebagai EPC contractor, di mana sekarang progess kita sudah 98 persen, tinggal 2 persen lagi,” jelasnya.

Salah satu capaiannya, onstream fasilitas likuid telah dilakukan pada 18 September 2025 lalu dan sekarang ini tengah berjalan performance test untuk melihat kinerjanya. “Nanti Insyaallah jika tidak ada halangan di akhir bulan (Oktober 2025) akan melakukan gas on stream untuk fasilitas SP ABG Stage-1,” kata Firdaus.

Teknologi Mutakhir untuk Turunkan Kadar CO₂
Cangihnya,untuk fasilitas penampung gas di SP ABG Stage-1 akan dipasang teknologi CO₂ Removal Package dengan sistem amine (MDEA), Gas Dehydration Unit (DHU) atau Unit Dehidrasi, dan Thermal Oxidation (TOX). Teknologi ini berguna untuk menurunkan kadar karbon dioksida (CO₂), hidrogen sulfida (H₂S), serta air pada gas sehingga kualitas gas yang ada dapat memenuhi spesifikasi Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang berlaku.

Sebagai informasi, dari Lapangan Akasia Bagus kadar CO₂ yang keluar sekitar 62% sampai 65% ditambah impurities atau pengotor lainnya berupa gas beracun H₂S dan air. Sementara methane atau gas alamnya hanya 35%, padahal yang dijual sebagai sales gas berasal dari methane saja. “CO₂ removal amine ini sepanjang pengetahuan kami adalah yang pertama di dunia untuk mengolah CO₂ dengan kadar 65 persen mol dan diturunkan,” tutur Firdaus.

Setelah Stage-1 tuntas, Pertamina EP pekerjaan baru SP ABG Stage-2 sudah menanti. “Stage-2 ini sedang proses pengadaan AFE. Insyaallah mungkin di bulan November atau Desember kita akan mulai tender. Tender itu mungkin sekitar sembilan bulan dan diharapkan nanti di September 2026 sudah mulai kick off untuk project EPC Stage-2. Nanti akan menambah fasilitas-fasilitas baru,” pungkas Firdaus.

Cek juga

Komersialisasi Gas dengan PLN Tanjung Batu, PEP Sangasanga Field dan Sangatta Field Lampaui Target

Balikpapan – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field dan Sangatta Field mencatatkan peningkatan komersialisasi lifting …