Fokusenergi.com, Jakarta – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo didampingi jajaran BOD mengunjungi PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) di Gandul untuk melihat kondisi ketersediaan daya listrik, khususnya di Pulau Jawa dan Bali, sekaligus melakukan telekonferensi dengan pembangkit-pembangkit dan unit-unit PLN di seluruh Indonesia.
“Dari hasil pemantauan, ketersediaan daya listrik untuk tahun baru 2023 dalam kondisi cukup. Saat ini daya mampu pasok secara nasional sebesar 46,9 Gigawatt (GW), dengan prediksi beban puncak pada malam pergantian tahun sebesar 35,1 GW.
Artinya dari sisi pasokan listrik PLN sangat mencukupi untuk mengcover seluruh kegiatan masyarakat dengan cadangan operasi sebesar 11,8 GW”, ungkap Darmawan kepada awak media, di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Depok, Sabtu (31/12/2022).
Lebih lanjut Darmo menjelaskan,
Kalau akhir tahun lalu hari operasi banyak pembangkit kurang dari 7 hari, di mana hari operasi pembangkit pada kondisi kritis. Alhamdulillah, tahun ini sangat mencukupi, rata-rata HOPnya lebih dari 20 hari. Dan ini menjadi Hari Operasi Pembangkit (HOP) terbaik sepanjang sejarah.
Pada Senin lalu, dirinya cek langsung ke PLTGU Tambak Lorok Semarang pasokannya sangat aman. Kemudian saya mendapat laporan untuk HOP PLTU Suralaya di Cilegon di atas 30 hari, HOP di PLTU Tanjung Jati di atas 22 hari. Di Sumatera, PLTU Nagan Raya HOPnya di atas 25 hari dan Di Kalimantan PLTU Ketapang HOPnya juga di atas 20 Hari. Kemudian juga pembangkit yang di kawasan timur Indonesia untuk inventori batu baranya bahkan di atas 90 hari operasi. Jadi pembangkit batu bara kami, kondisi ketersediaan batu baranya sangat aman.
“Tim PLN all-out, dan juga didukung Pemerintah dan stakeholder di industri batu bara domestik. Kami selalu sinergi dan berkoordinasi untuk melakukan upaya-upaya untuk memastikan ketersediaan energi primer terpenuhi,”jelasnya
Kunci dari semua ini karena memperbaiki tata kelola pemenuhan batubara untuk pembangkit. Sejak awal tahun 2022, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara. PLN juga membangun sistem digital pengelolaan batu bara terintegrasi, sehingga batu bara kini termonitor secara real time.
Langkah pengawasan yang dulu hanya dilakukan secara fisik di lapangan, kini diintegrasikan dengan sistem monitoring digital. Kami Integrasikan sistem digital PLN dengan sistem digital Ditjen Minerba, sehingga dapat dilakukan corrective action secara cepat, tepat, dan terukur.
“Kami ubah paradigma sistem pengendalian pasokan batu bara dari yang awalnya fokus pada titik bongkar Estimated Time of Arrival (ETA) menjadi berfokus pada titik muat atau loading.
Kami bangun mekanisme early warning system, sehingga risiko keterlambatan pengiriman pasokan batu bara dapat diminimalisir,”imbuh Darmawan
Dengan sistem seperti ini maka jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Upaya-upaya yang sudah dilakukan tersebut, membuat ketersediaan pasokan batubara jadi lebih terjaga.
Terkait dengan ketersediaan pasokan gas dan BBM untuk pembangkit menurutnya,
batubara menjadi first line of defence. Pasokan gas dan BBM menjadi second line dan third line of defences. Berkat dukungan Pemerintah dan komitmen dari pemasok gas, pasokan gas yang sebelumnya mengalami keterbatasan, pasokannya kini berada dalam kondisi aman.
Selain itu, cadangan BBM sebagai third line of defence juga dipastikan aman dan selalu siap kapanpun dibutuhkan.
Bisa kita sampaikan juga, dengan adanya ketersediaan batu bara yang sangat mencukupi dan juga ketersediaan gas yang sangat mencukupi, maka sistem pola operasi pembangkitan di tahun lalu pada saat menghadapi krisis dengan tahun ini sangat berbeda.
Tahun ini, penggunaan dari BBM sangat bisa diminimalisir karena beban yang ada di sini sudah bisa ditanggung dengan pembangkit dari batu bara dan juga gas agar konsumsi BBM jauh bisa ditekan.
“Untuk itu, dalam hal ini kami menyampaikan, PLN dalam menghadapi persiapan Nataru ini bukan hanya mampu meningkatkan keandalannya tetapi juga mampu meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi dari BBM,” pungkas Darmawan