Friday , November 22 2024

Para Wanita Tangguh dari Sukaurip Indramayu, Topang Ekonomi Keluarga Melalui UMKM

INDRAMAYU – Janatul Marwah, ibu berusia 35 tahun menggendong anaknya yang baru berusia satu tahun mengendarai motor menerobos gerimis selama 20 menit dari rumahnya di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu menuju sekretariat Rumah Edukasi Kenanga di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jumat (3/2/2023).

Perempuan yang sehari-hari menjual bolu ini adalah bagian dari 20 pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) yang mendapatkan pelatihan dari Rumah Edukasi Kenanga.

“Anak saya masih menyusu, tidak bisa ditinggal di rumah,” katanya.

Di tengah keterbatasan, semangat Janatul Marwah tetap membara. Bara yang sama juga membakar Tati (30). Tetangga Janatul ini sehari-hari menjual stik bawang. Tati kadang jadi tulang punggung keluarga apabila suaminya yang bekerja serabutan sebagai pekerja proyek belum mendapatkan pekerjaan. Kalaupun mendapat pekerjaan, suaminya bisa berbulan-bulan tinggal di luar kota meninggalkan dirinya dan seorang anak.

Ia mengaku mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan UMKM Rumah Edukasi Kenangan. Di antaranya pengetahuan soal penentuan nilai harga pokok produksi (HPP). Perlu diketahui, HPP merupakan cara menghitung harga produk yang dijual berdasarkan ongkos produksi.

“Biasanya kalau jualan, kami jualan saja tanpa pakai hitungan HPP. Setelah mendapatkan pelatihan, kami jadi tahu cara menghitung HPP. Kita jadi bisa menghitung untung dan rugi, kita jualnya berapa, dapat untungnya berapa,” kata ibu yang mendapatkan pemasukan kira-kira Rp2 juta per bulan ini.

Terhitung sejak Desember 2022 sampai Februari 2023, Rumah Edukasi Kenanga membuat pelatihan bagi puluhan ibu rumah tangga dari 20 pelaku usaha UMKM asal Desa Sukaurip.

Darwinah (41), salah satu pegiat Rumah Edukasi Kenanga mengatakan, para pelaku UMKM diberi empat macam pelatihan. Pelatihan pertama adalah penggalian potensi. Gunanya untuk mencari tahu keunikan produk yang akan dijual. Selanjutnya adalah pelatihan branding, tujuannya untuk memberi nama produk, merk, dan identitas produk. Lalu pelatihan legalitas, agar produk yang sudah dibranding mendapatkan sertifikasi halal sekaligus agar pelaku UMKM mengantongi nomor induk perusahaan (NIB). Terakhir adalah pelatihan packaging atau pengemasan. Tujuannya agar produk bisa dikemas secara menarik untuk kemudian dipasarkan.
“20 pelaku UMKM yang kami latih semuanya dikelola oleh ibu rumah tangga dari Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan. Semuanya menjual makanan basah atau kering. Harapan kami, dari pelatihan ini terlahir pelaku UMKM yang bisa menularkan keilmuannya ke pelaku UMKM lain,” kata perempuan yang pernah menjadi pekerja migran ini.

Pelatihan UMKM ini merupakan kerja sama Rumah Edukasi Kenanga dengan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan. Seperti diketahui selama ini PHE ONWJ konsisten membantu para pelaku UMKM di Indramayu untuk tumbuh dan berkembang.

Cek juga

Erick: BUMN dan Badan Gizi Berkolaborasi demi Akselerasi Swasembada Pangan RI

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan …