KENDARI – Anggota DEN, Agus Puji dan Musri melakukan sosialisasi draf Rancangan PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan rencana pembangunan PLTN di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Kedatangan Anggota DEN disambut Wakil Rektor Bidang Akademik, Univ. Halu Oleo, La Hamimu. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari pakar dan akademisi terkait RPP KEN dan rencana pembangunan PLTN.
La Hamimu menyampaikan sosialisasi merupakan upaya Pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada akademisi terkait langkah strategis kebijakan energi nasional kedepan dan menyebarluaskan kebijakan energi kedepan kepada masyarakat khususnya mahasiswa. Untuk menciptakan kemandirian dan ketahanan energi nasional secara berkelanjutan maka pemanfaatan energi harus dilakukan secara efisien dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mulai memanfaatkan sumber energi alternatif secara optimal dan ramah lingkungan. “Kita prinsipnya mendukung langkah DEN, namun perlu diperhatikan juga kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil energi, khususnya mineral” pungkasnya.
Anggota DEN, Musri menyampaikan dalam paparannya bahwa DEN merupakan suatu lembaga yang bersifat nasional, mandiri, dan tetap, yang bertanggung jawab atas KEN. DEN memiliki salah satu tugas yaitu mengawasi pelaksanaan kebijakan bidang energi yang bersifat lintas sektor. Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh dalam mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat. Komitmen tersebut juga dituangkan dalam regulasi yang bersifat lintas sektoral. “Dalam upaya mewujudkan ketahanan energi dan dekarbonisasi untuk mencapai NZE tahun 2060 di Indonesia maka perlu penyesuan dalam RPP KEN” pungkas musri. Tahapan menuju NZE menuntut adanya pengurangan konsumsi energi fosil, khususnya bahan bakar minyak dan batubara secara masif dan berkelanjutan serta mendorong EBT.
Musri juga menyampaikan bahwa sosialiasi ini merupakan salah satu wadah untuk mendapatkan masukan dari akademisi dan pakar energi. “Meskipun RPP KEN sudah disusun namun masih dimungkinkan untuk perubahan berdasarkan masukan pakar dan akademisi” tegasnya. Sebagai contoh opsi PLTN sebagai energi pilihan terakhir, dimungkinkan sebagai energi utama/ base load pembangkit listrik untuk mendukung sektor industri. Sulawesi Tenggara dipilih sebagai Provinsi pertama dalam sosialisasi PLTN dikarenakan memiliki potensi besar mineral, khususnya biji nikel.
Anggota DEN, Agus Puji dalam paparannya menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih didominasi penggunaan PLTU Batubara (sebagai energi baseload-70%) untuk mendapatkan ketahanan energi nasional. Target EBT yang telah ditetapkan pada KEN sebesar 23% pada 2025 akan sulit tercapai, bila pada tahun 2021 pemanfaatan EBT baru mencapai 12%. Target penurunan emisi GRK Indonesia akan sejalan dengan kebijakan jangka panjang juga strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim (LTS-LCCR 2050) menuju NZE 2060 atau lebih cepat. “Untuk memenuhi target tersebut, penggunaan PLTN merupakan alternatif” tegasnya.
“Urgensi pembentukan komite pelaksana program energi nuklir antara lain PLTN siap berkontribusi dalam bauran energi nasional, KP2EN berguna untuk meluncurkan program PLTN secara nasional dan mempercepat pemenuhan Paris Agreement dan NZE,” ungkapnya. PLTN yang berdaya besar, stabil, carbon free mempunyai kesempatan yang untuk menggantikan PLTU sebagai pemasok beban dasar listrik. “Industri yang kuat harus didukung dengan energi yang kuat” tegasnya. PLTN sudah masuk dalam roadmap transisi energi, oleh sebab itu kedepannya peran Universitas dan akademisi penting untuk melakukan riset dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkolaborasi khususnya teknologi energi ramah lingkungan.