PEKANBARU — Generasi muda semakin didorong untuk belajar dan berkarir di bidang Sains, Teknologi, Teknik Engineering, dan Matematika (STEM) agar terus menghasilkan inovasi baru. Namun dalam kenyataannya terdapat kesenjangan gender, dimana kurangnya keterwakilan kaum perempuan di bidang ini senantiasa memerlukan ketersediaan informasi, menumbuhkan ketertarikan, dan meningkatkan kemampuan STEM melalui peranserta berbagai pihak dalam memajukannya.
Dalam studi yang dirilis sebuah perusahaan teknologi informasi global, ditemukan bahwa ketertarikan perempuan pada bidang STEM anjlok pada usia 15 tahun disebabkan oleh empat hal utama, yaitu stereotip ketidakmampuan kaum perempuan mendalami/bekerja di bidang STEM, sedikitnya panutan atau role model perempuan, adanya tekanan dari sesama rekan, serta kurangnya dorongan orang tua maupun guru. Selanjutnya data UNESCO juga membuktikan bahwa hanya 20 persen perempuan di dunia yang memilih bekerja di industri STEM. Di Indonesia sendiri tercatat jumlah peneliti perempuan di bidang STEM sebatas 31 persen, sementara laki-laki mencapai 69 persen.
Tanggung jawab untuk membangun pendidikan berbasis STEM terletak bukan hanya pada pemerintah, sekolah, dan organisasi nirlaba, namun lini bisnis dan industri juga dapat turut berpartisipasi untuk memajukan STEM di Indonesia. Untuk itu, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang tergabung di PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream yang merupakan Regional Sumatera, secara spesifik turut berkontribusi pada aspek STEM tersebut.
PHR mendorong minat STEM bagi generasi muda di Riau dan berharap partisipasi para siswi juga meningkat. Disiplin ilmu berbasis STEM ini, ternyata juga dimiliki oleh para mahasiswi peraih Beasiswa Prestasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi Universitas Pertamina.
Dari sepuluh peraih beasiswa prestasi PHR tersebut, terdapat mahasiswi yang memilih untuk masuk ke fakultas teknik. Mereka tidak hanya menyukai bidang ini, tapi memiliki kompetensi yang mumpuni dalam bidang STEM. Seperti Nuraini, remaja asal Desa Sintong Kabupaten Rokan Hilir ini langganan menjuarai berbagai kompetisi ilmiah, seperti Juara 3 Olimpiade Kimia Nasional dan mengukir juara 1 sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga SMA.
“Walaupun dari desa dan keluarga sederhana, tapi saya ingin membuktikan bahwa bisa meraih prestasi dan membanggakan orang tua. Untuk meraih beasiswa PHR ini, saya ikut les dan bimbel, untuk meningkatkan kualitas diri dan mengukir Prestasi. Saya senang akhirnya dapat berkuliah di Teknik Kimia, sesuatu yang sangat saya minati,” ujar lulusan SMAN 8 Mandau.
Lovalya Putri juga serupa. Siswa asal SMAN 2 Mandau Bengkalis juga meraih kesempatan yang sama, anak seorang tukang sepuh logam mulia ini mendapatkan beasiswa PHR ke Universitas Pertamina. Dalam proses seleksi beasiswa PHR yang ketat tersebut, Lovalya mengaku gigih dan bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Prestasi yang dimilikinya menjadi modal dan semangat untuk mewujudkan mimpi dan membanggakan keluarga.
“Saya pernah juara 3 OSN Kimia Universitas Andalas, mengikuti OSN kimia di berbagai universitas lainnya, dan untuk di dalam sekolah sendiri saya mendapat peringkat 3 besar. Untuk beasiswa PHR ini, saya mempersiapkan diri dengan matang untuk mengikuti tes-tes kemarin. Alhamdulillah berkat doa keluarga dan persiapan yang matang, akhirnya lulus,” katanya.
Lewat jenjang pendidikan Universitas Pertamina yang akan ditempuh, ia pun bertekad untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang peneliti dan ahli dalam bidang STEM. “Cita-cita saya ingin menjadi environmental risk assessor atau menjadi seorang peneliti. Terima kasih PHR sudah memberikan kesempatan, dan ini tidak akan kami sia-siakan,” tuturnya.
Di sisi lain, PHR juga turut mendukung STEM sejak di bangku sekolah. Perusahaan Hulu Migas ini bekerja sama dengan lembaga SEAQIS dan telah membina tenaga pendidik tingkat SD, SMP, dan SMA dari tujuh kabupaten/kota di sekitar wilayah operasi PHR di Riau.Peningkatan kompetensi dalam pembelajaran STEM merupakan salah satu program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PHR di bidang pendidikan.
“Kami percaya bahwa penyelarasan STEM ini dapat menjadi landasan pengembangan berbagai teknologi maju terkini. PHR secara konsisten terus berupaya mengembangkan kompetensi, memajukan dunia pendidikan dan memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Para peraih beasiswa prestasi, rata-rata sudah memiliki bekal ilmu STEM, untuk selanjutnya dikembangkan lebih baik lagi dalam menghadapi tantangan global,” kata Corporate Secretary PHR WK Rokan, Rudi Ariffianto.
Menurut Rudi, menghadapi kuatnya persaingan di revolusi industri 4.0 dan bonus demografi, dunia pendidikan tentu perlu terus dibekali dengan keterampilan-keterampilan dan kompetensi yang lebih canggih karena generasi bangsa atau peserta didik kita tidak cukup jika hanya dibekali oleh pemahaman pengetahuan. Mereka perlu didukung untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi.
“Selain itu kita terus berupaya mengikutsertakan kaum perempuan dalam meningkatkan literasi dan edukasi, khususnya kemampuan STEM agar dapat mengambil peran penting untuk mendorong inovasi riset dan teknologi di tanah air,” sambungnya.