Saturday , November 23 2024

Webinar CREA, PLN IP Paparkan Teknologi Canggih Kendalikan Emisi Pembangkit Suralaya

JAKARTA—General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) Suralaya PGU Irwan Edi Syahputra Lubis menegaskan bahwa pembangkitan listrik di sekitar ibu kota telah dilengkapi dengan teknologi canggih yang ramah lingkungan.
 
“Ada Electrostatic Precipitator/ESP serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS,” katanya dalam sebuah webinar bertajuk Dampak Kualitas Udara Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Suralaya, Rabu (12/09/2023).
 
Menurutnya, adopsi teknologi ESP dan CEMS pada pembangkit di sekitar Jakarta, terutama PLTU Suralaya telah dilakukan meski masih sering dituding sebagai penyebab polusi udara di Ibu Kota.
 
Teknologi tersebut, paparnya, sudah terpasang pada tiap-tiap cerobong pembangkit listrik untuk memastikan emisi gas buang, termasuk PM 2.5 mampu ditekan dengan maksimal. “ESP merupakan teknologi ramah lingkungan pada PLTU yang berfungsi untuk menangkap debu dari emisi gas buang dengan ukuran sangat kecil.”
 
Selain pemasangan ESP, jelasnya, juga telah terpasang Low NOx Burner dan pemilihan batu bara rendah sulfur (Coal Blending) pada setiap PLTU sehingga emisi yang dikeluarkan oleh PLTU selalu aman dan berada dibawah ambang batas pemenuhan baku mutu sesuai dengan Permen LHK No. 15/2019.
 
Adapun CEMS, paparnya, merupakan teknologi yang digunakan untuk memantau emisi pembangkit secara terus menerus. Dengan demikian, emisi yang keluar dari cerobong dapat dipantau secara real time serta dipastikan tidak melebihi baku mutu udara ambien yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
 
Secara gamblang, tuturnya, prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada abu hasil pembakaran melalui beberapa elektroda. Jika abu tersebut diteruskan ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang memiliki muatan lebih positif, maka secara alami abu akan tertarik oleh plat bermuatan positif tersebut.
 
Abu hasil pembakaran akan terakumulasi dan sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar dari sistem ESP. Efisiensi penyaringan abu dengan ESP mampu mencapai 99,9%.
 
“Pemantauan itu berlaku real time, sehingga kualitas udara di sekitar pembangkitan listrik dipastikan aman atau bisa terkendali di bawah Baku Mutu yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
 
Seperti pada 2022, banyak penghargaan proper emas diantaranya PLTU yang berada di sekitar Jabodetabek. Antara lain, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar dan PLTU Pelabuhan Ratu. Pembangkit-pembangkit itu menjadi penopang kebutuhan listrik Pulau Jawa-Bali.

Cek juga

TKDN Capai 90 Persen, PLN Berhasil Operasikan SUTET 275 kV Muara Enim – Gumawang secara Penuh

MUARA ENIM – PT PLN (Persero) berhasil mengoperasikan secara penuh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi …