BALI – Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan jadi salah satu kegiatan utama industri hulu migas Indonesia pada saat mengusahakan peningkatan produksi minyak dan gas nasional. Kegiatan yang menjadi pilar ketiga Indonesia Oil & Gas 4.0 yaitu, Ensuring Environmental Sustainability tersebut ditetapkan untuk merespons kekhawatiran global atas perubahan iklim.
“Kami harus mengusahakan peningkatan produksi minyak dan gas bumi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Namun kami juga memiliki komitmen kuat untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan termasuk melakukan usaha-usaha untuk menurunkan emisi karbon. Salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon seperti yang kami lakukan saat ini,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, pada di Bali, Rabu (20/9/2023).
Dwi melanjutkan, menindaklanjuti arahan Presiden,bahwa agar semua pihak waspada dan menjaga lingkungan sekitar antara lain dengan menggiatkan penanaman pohon, maka di acara International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Bali, SKK Migas bersama KKKS melakukan penanaman pohon sebanyak 16 ribu batang yang bekerja sama dengan Taman Hutan Rakyat (Tahura). Adapun rincian penanaman pohon terdiri atas 10.000 pohon dari SKK Migas, 5.000 pohon sumbangan Saka Indonesia Pangkah, kemudian EMCL 1.000 pohon.
Kegiatan penanaman pohon dilakukan di sela acara ICIUOG 2023, yang diselenggarakan antara tanggal 20 – 23 September 2023. Kegiatan ini sekaligus merupakan penegasan SKK Migas yang berkomitmen mendukung kesuksesan program penghijauan bersama Kontraktor KKS (KKKS) dan seluruh pekerja SKK Migas.
Tahun 2023 SKK Migas menargetkan penanaman 2 (dua) juta pohon oleh para KKKS, yang akan dilakukan di kawasan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan kawasan pemulihan lahan sebanyak 1,2 juta pohon. Sementara sebanyak 800 ribu pohon lainnya akan dilakukan melalui implementasi Program Pengembangan Masyarakat (PPM) dan program 1 – 2 Trees SKK Migas – KKKS.
Komitmen penanaman hulu migas tahun 2023 ini lebih banyak dari komitmen tahun 2022 yang telah menanam 1,7 juta pohon ataupun program tahun 2021 yang menanam 1,2 juta pohon. Dengan demikian, sejak program Renstra IOG 4.0 diluncurkan pada 2020, SKK Migas telah melakukan penanaman sebanyak 6,3 juta pohon.
Untuk menumbuhkan budaya mencintai dan merawat lingkungan di kalangan pekerja hulu migas, SKK Migas menginisiasi Program One Two Trees, dimana setiap 1 pegawai hulu migas, harus menanam 2 (dua) pohon. “Program penanaman pohon ini kami galakkan sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada anak-cucu kita untuk memelihara kualitas lingkungan. Program ini sama pentingnya dengan usaha-usaha yang harus kita lakukan untuk menggantikan cadangan yang kita produksikan,” tambah Dwi Soetjipto.
Ancaman perubahan iklim yang dikhawatirkan menyebabkan terjadinya krisis pangan, dirasakan oleh semua negara, termasuk Indonesia. Sejak awal pemerintah Indonesia telah mengusahakan agar semua pihak mewaspadai dan menjaga lingkungan sekitar dengan melakukan program-program yang dapat menjawab kekhawatiran tersebut, termasuk melalui program penanaman pohon.
Untuk ikut mensukseskan program penurunan emisi karbon, SKK Migas melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung tujuan tersebut. Selain menggelar program penghijauan, SKK Migas juga mencanangkan program low carbon initiative ke dalam program transformasi hulu migas. Pencanangan tersebut kemudian diimplementasikan melalui berbagai program. Selain program penghijauan, kegiatan lain yang dilakukan antara lain mengusahakan penurunan emisi gas buang dan melakukan energy manajemen.
Program lain yang dilakukan adalah meminta beberapa Kontraktor KKS untuk melakukan studi penurunan emisi, bahkan beberapa Kontraktor KKS telah mendapatkan persetujuan menerapkan teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) yang dinilai dapat membantu dalam proses transisi menuju energi bersih.