Sunday , December 7 2025

APLSI Lantik Pengurus Baru 2025–2029 Tegaskan Komitmen Kemandirian Energi & Transisi Energi Nasional

Jakarta — Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) resmi melantik Pengurus dan Komite Kerja periode 2025–2029 dalam acara yang dihadiri oleh Prof. Purnomo Yusgiantoro (Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi), Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, perwakilan Kementerian ESDM, Direksi PLN, BUMN Energi, Danantara, lembaga keuangan, asosiasi industri, serta mitra internasional. Pelantikan ini merupakan tindak lanjut Musyawarah Nasional APLSI yang menetapkan Eka Satria sebagai Ketua Umum APLSI periode 2025–2029.

Sebagai asosiasi resmi Independent Power Producers (IPP), APLSI menaungi lebih dari 30 anggota IPP dan non-IPP dengan kapasitas pembangkit mendekati 20 gigawatt, setara dengan 50% kontribusi IPP non-PLN. Anggota APLSI mewakili seluruh energy mix Indonesia — mulai dari pembangkit gas, batubara, panas bumi, hidro, biomassa, surya, hingga teknologi baru seperti battery storage dan interkoneksi. APLSI juga merupakan Anggota Luar Biasa KADIN Indonesia, yang memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan investasi dan industri nasional.

Dalam pidatonya, Prof. Purnomo Yusgiantoro menyampaikan apresiasi atas peran APLSI dalam tata kelola energi nasional, menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara APLSI, pemerintah, PLN, dan publik. Beliau menilai kontribusi konstruktif APLSI sangat penting bagi stabilitas sektor energi ke depan.
Sedangkan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, selaku keynote speaker, menegaskan bahwa dunia usaha memegang peran sentral dalam transisi energi. “Dunia usaha bukan hanya pemasok megawatt, tetapi motor transisi energi,” ujarnya. Ia berharap APLSI dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam menghasilkan kebijakan yang realistis dan implementatif.

Ketua Umum APLSI Eka Satria menyampaikan bahwa Indonesia memasuki periode penting transformasi energi, dengan konsumsi listrik yang terus meningkat dan potensi energi baru terbarukan yang mencapai lebih dari 3.600 GW. Beliau menekankan bahwa potensi besar ini bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri, tetapi juga membuka peluang sebagai sumber devisa melalui ekspor energi hijau, yang pada gilirannya dapat mendorong investasi, pertumbuhan industri, dan penciptaan lapangan kerja.

Eka juga menegaskan komitmen APLSI untuk mendukung pemerintah dan PLN dalam menjaga kepastian investasi, memperkuat keandalan sistem, menjaga keterjangkauan tarif, serta memastikan transisi energi berjalan secara seimbang dan terukur sambil mengoptimalkan seluruh energy mix nasional termasuk teknologi baru seperti BESS, Waste to Energy (WtE), dan peluang pengembangan SMR, dan “Smart Grid”.

Sebagai bagian dari agenda, APLSI dan PwC meluncurkan Kick-Off White Paper “Indonesia Power Sector to Support Indonesia Emas 2045”, yang dihadiri oleh para pemimpin industri dan pemangku kepentingan strategis, antara lain Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Fadli Rahman (CEO Energi Bersih Nusantara – Danantara), Hendra S. Tan (CEO Barito Renewables Energy), serta Sacha Winzenried (Director, Advisory PwC Indonesia) yang memandu diskusi sebagai moderator.

Dengan struktur organisasi baru — terdiri dari 10 Komite Energi Mix dan 7 Komite Fungsional — APLSI berkomitmen memperkuat advokasi kebijakan, peningkatan iklim investasi, pengembangan infrastruktur kelistrikan, ESG & pasar karbon, serta kapasitas anggota dan TKDN.

APLSI optimistis peran sektor swasta akan semakin besar dalam mewujudkan sistem energi yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan, serta mendorong kemandirian energi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Cek juga

Hattrick! PLN Nusantara Power Raih Penghargaan Platinum ASRRAT Untuk Ketiga Kali

Jakarta – Komitmen PT PLN Nusantara Power (PLN NP) dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam …