Tuesday , September 23 2025

PLN EPI Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Program Maggot BSF di Gunungkidul

Gunungkidul – Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus menghadirkan inovasi dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui pelatihan PROMAG (Pengelolaan Sampah Organik Dapur (SOD) dengan Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) di Kalurahan Karangasem, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul. Program ini menjadi wujud nyata pemberdayaan masyarakat sekaligus solusi pengelolaan sampah berkelanjutan.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan menyampaikan apresiasi kepada warga yang telah berkomitmen memilah sampah dari rumah.

“Di Gunungkidul, pengelolaan sampah kini menghadirkan harapan baru dengan menciptakan nilai ekonomi. Melalui pelatihan ini, PLN EPI berharap kapasitas masyarakat semakin kuat sehingga budidaya maggot berkembang luas, berkelanjutan, dan memberi manfaat bagi lingkungan sekaligus ekonomi warga,” ujarnya.

Mamit menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan PLN EPI terhadap program Desa Berdaya Energi Gunungkidul serta sejalan dengan komitmen Perusahaan menjalankan prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG).

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Eko Suharso Prihantoro, menyebut sekitar 60% timbulan sampah di wilayahnya berasal dari rumah tangga dan sisa makanan.

“Paradigma pengelolaan sampah harus berubah dari linear menjadi ekonomi sirkular. Program maggot BSF ini sejalan dengan Perda Nomor 14 Tahun 2020 Kabupaten Gunungkidul dan diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana sampah bisa bernilai ekonomi,” jelasnya.

Acara yang dihadiri 20 Orang anggota Kelompok Wanita Tani Berkahing Bhumi dan Bank Sampah Ngupadi Rejeki Karang Asem ini menghadirkan narasumber Mulyanto Diharjo, Direktur Bank Sampah Induk Patriot Kota Bekasi sekaligus praktisi pengelolaan sisa olahan dapur dengan maggot BSF, yang berbagi pengalaman dan teknik budidaya maggot untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah organik menjadi produk bernilai jual.

Ketua Bank Sampah Ngupadi Rejeki Karang Asem, Riyanta menyampaikan manfaat nyata program ini.

“Bantuan ini membantu warga menyelesaikan permasalahan rumah tangga khususnya Sampah Organik Dapur, yang tadinya terbuang dapat diolah menjadi pakan maggot kaya protein dan dipanen untuk pakan lele dan ayam sedangkan residunya menjadi pupuk organik. Saya memastikan bahwa setiap bantuan dan inisiatif ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.” ujar Riyanta.

Kolaborasi PLN EPI, DLH Gunungkidul, praktisi pengelolaan sampah, dan masyarakat diharapkan menjadi contoh sinergi dalam mengatasi persoalan sampah, menciptakan peluang ekonomi baru di tingkat lokal, sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 12 terkait Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan.

Cek juga

PLN Icon Plus Pacu Data Center Nasional melalui Solusi Digital dan AI Terintegrasi

Jakarta – PLN Icon Plus berpartisipasi dalam agenda Digital Economy and Future Energy: Building a …