BANDUNG – Strategi komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan reputasi perusahaan, terutama saat perusahaan tengah diterpa krisis. Berangkat dari kondisi tersebut, pengembangan kemampuan komunikasi yang efektif untuk meningkatkan reputasi BUMN, termasuk kepiawaian mengatasi kondisi krisis, menjadi salah satu pembahasan dalam perhelatan BUMN Communications Week 2023 yang digelar oleh Forum Humas BUMN (FHBUMN).
Saat memberikan sambutan dalam pelaksanaan BUMN Communications Week 2023 hari ke-2 melalui zoom, Sekretaris Kementerian BUMN, Susyanto, berharap, praktisi komunikasi BUMN dapat terus mempertajam kemampuan dan strategi komunikasinya dalam menyampaikan kiprah baik BUMN kepada masyarakat.
“Dalam 2-3 tahun terakhir, BUMN telah melakukan transformasi kebijakan BUMN. Dalam transformasi BUMN tersebut, muncul isu-isu yang dapat mengganggu jalannya transformasi tersebut. Kami berharap, isu ini dapat dikelola dengan baik dan dikomunikasikan kepada masyarakat dalam berbagai angle sehingga transformasi kebijakan BUMN dapat berjalan baik dan diterima masyarakat,” Susyanto berpesan pada 170 insan humas dan corporate communications di lingkup BUMN yang mengikuti sesi workshop di Hotel Pullman, Bandung, Jumat (5/5).
Selanjutnya Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Paulus Tri Agung Kristanto, yang hadir dalam workshop bertema “Building Resilience: Strategies for Managing and Overcoming a Crisis” mengatakan bahwa pengelolaan isu negatif dan kondisi krisis harus didukung oleh redaksional yang kuat untuk menghasilkan sebuah konsep pemberitaan di media untuk tetap menjaga persepsi masyarakat terhadap perusahaan.
“Seorang humas harus memperhatikan dan membangun relasi dengan semua bagian dari Pentahelix, yang meliputi pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, komunitas atau masyarakat, dan media. Sehingga kolaborasi antara perusahaan dan media menjadi salah satu kunci keberhasilan melewati kondisi krisis,” kata Tri Agung.
“Berelasilah dengan media. Aktual, faktual, jujur, dan transparan, serta perlakukan jurnalis dengan fair, ingat nama medianya, be friendly,” tambah Tri Agung.
Menurut Tri Agung, dalam kondisi krisis, humas menghadapi tantangan berat karena posisi humas yang berada di antara manajemen perusahaan dan publik. Di satu sisi, humas dituntut untuk menyampaikan pesan dari direksi, namun di sisi lain juga harus segera menjawab ekspektasi publik.