Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia 2024 yang berlangsung di Melbourne, Australia. Selama berlangsungnya kegiatan KTT ASEAN-Australia, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dan berdiskusi dengan dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Satu yang menarik adalah Ditandatanganinya MoU antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan Otorita Ibu Kota Canberra Australia (The National Capital Authority of The Commonwealth of Australia) terkait pengembangan ibu kota.
“Melalui MoU ini, Indonesia dan Australia dapat memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan, memperhatikan dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan kota-kota besar,” ujar Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H, di Jakarta, Kamis ( 7/3/2004).
Selain itu, dalam pertemuan dengan PM Australia juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang kolaborasi kendaraan listrik. Penandatanganan ini akan menguatkan dan mengokohkan pembangunan infrastruktur dan industri kendaraan listrik di kedua negara. Langkah ini mencakup pembentukan sebuah komite bersama (joint steering committee) yang bertugas mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya-upaya kolaboratif, serta menyusun rencana kerja yang detail (comprehensive work plan) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Melalui MoU ini, diharapkan terjadi sinergi yang kuat antara kedua negara dalam mempercepat adopsi teknologi kendaraan listrik serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam sektor ini,” sambung Ariawan.
Dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut juga disepakati adanya penguatanan kerja sama di sektor keuangan melalui pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney. Pembukaan kantor BNI di Sydney akan meningkatkan aksesibilitas dan koordinasi dalam hal keuangan antara kedua negara. Dengan hadirnya kantor BNI di Sydney, akan tercipta kemudahan bagi para pelaku bisnis dan individu untuk mengakses layanan keuangan Indonesia secara lebih langsung. Guru Besar Universitas Tarumanagara ini berharap keberadaan kantor perwakilan tersebut juga diharapkan dapat memperkuat jaringan kerja sama antara lembaga keuangan di Indonesia dan Australia, memungkinkan pertukaran informasi dan praktik terbaik dalam pengelolaan keuangan.
Lebih lanjut Ariawan mengatakan pertemuan tersebut juga dapat memperluas akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang (fair trade). “Indonesia dan Australia merupakan mitra dagang strategis dan telah menandatangani IACEPA atau Indonesia-Australia Comprehensive Partnership Agreement. Hal ini terlihat dari banyaknya volume perdagangan daging dari Australia dan volume ekspor migas ke Australia. Namun, kerapkali terdapat ketidakseimbangan dalam perdagangan ini yang perlu diperhatikan antar kedua negara. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan perdagangan yang adil dan seimbang antara kedua negara untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak,” papar Ketua Yayasan Tarumanagara ini.
Sementara di sektor pendidikan dan kebudayaan, Ariawan melihat banyaknya pemuda Australiayang berkunjung dan belajar di Indonesia untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia melalui skema New Colombo Plan. “Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk tidak hanya memperdalam pemahaman terhadap kebudayaan Indonesia, tetapi juga untuk mempelajari bahasa Indonesia,” Pungkasnya.
Seperti diketahui Presiden Jokowi bersama dengan sejumlah pejabat negara telah berangkat menuju Melbourne, Australia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia 2024. KTT ini bertujuan untuk merayakan 50 tahun kemitraan antara ASEAN dan Australia, yang mengusung tema utama “A Partnership for the Future” dalam mempererat kemitraan strategis dan komprehensif antara ASEAN dan Australia guna menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
Dalam KTT ASEAN-Australia 2024, para pemimpin negara di kawasanAsia-Pasifik akan membahas sejumlah agenda yang mempengaruhi dinamika regional kawasan Indo-Pasifik. Salah satu fokus utama yang akan dibahas adalah penguatan integrasi ekonomi antara ASEAN dan Australia, dengan penekanan pada perdagangan dan investasi yang salingmenguntungkan mengingat selama ini terdapat ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement yang telah disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN dan Australia.
Selain itu, pemimpin negara-negara ASEAN dan Australia juga akan membahas mengenai transisi energi dan transformasi digital yang menggambarkan komitmen bersama untuk menavigasi perubahan global. Tidak hanya itu saja, pertemuan ini juga akan menjadi forum untuk mendiskusikan pentingnya kolaborasi dan penghormatan terhadap hukum internasional seperti isu yang terjadi di kawasan Palestina. Para pemimpin negara diharapkan dapat mempertimbangkan langkah-langkah konkret untuk mendukung penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.(***)