Friday , November 22 2024

Kuliah Umum Gerilya, Tenaga Ahli ESDM Ungkap Kesiapan Sistem Ketenagalistrikan Nasional Menuju NZE 2060

JAKARTA – Setiap negara memiliki kondisi geografis yang berbeda sehingga pengelolaan sistem ketenagalistrikannya juga berlainan. Bagi Indonesia yang memiliki 16.056 pulau, tantangan besar bagi Pemerintah dalam menghadirkan akses ketenagalistrikan ke seluruh wilayah. Sasaran ketenagalistrikan Indonesia menjadi hal penting dalam kesiapan sistem ketenagalistrikan nasional menju Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat lagi.

Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan, Sripeni Inten Cahyani, saat memberikan Kuliah Umum secara daring kepada 62 mahasiswa Gerakan Insiatif Listrik Tenaga Surya (GERILYA) MSIB Batch 4, Senin (20/2).

Inten mengatakan sasaran ketenagalistrikan Indonesia terdiri atas lima hal penting yaitu ketersediaan, keandalan, keadilan, keterjangkauan, dan keberlanjutan. “Pemerintah berkewajiban untuk mencukupi pasokan listrik Indonesia dengan memperhatikan kualitas pasokan listrik yang andal, keadilan untuk memberikan pasokan listrik bagi masyarakat yang memenuhi kaidah tata ruang,” ujarnya.

Menurut Inten, tarif kompetitif bagi pelanggan juga menjadi hal penting dalam menjamin keterjangkauan, salah satunya melalui pemberian subsidi pada pelanggan 450 VA dan adanya keberlanjutan dari pasokan listrik yang berjalan berasal dari energi bersih dan rendah karbon.

Lebih lanjut Inten menuturkan, pertimbangan sistem ketenagalistrikan juga memperhatikan mengenai keseimbangan supply dan demand. Di sisi lain, Indonesia punya peluang dan tantangan dimana Indonesia yang merupakan negara kepulauan beriklim tropis, juga memiliki sumber mineral serta batubara di Indonesia. “Tantangan lain ondisi geografis yang terdiri dari 2/3 lautan dengan penduduk sebanyak 270 juta jiwa, juga konsumsi listrik sebesar 1MWh per kapita,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut Inten mengajak seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Gerilya ESDM untuk mampu berpikir kritis dan menyampaikan aspirasi dengan baik sehingga peluang dan tantangan yang dijabarkan dapat diwujudkan menjadi peluang yang baik dan tidak menjadi ancaman karena Indonesia memiliki potensi yang besar. Pemerintah melalui ESDM pun telah menciptakan program Gerilya yang diharapkan dapat mencetak agent of change dalam mewujudkan potensi 207,8 GW energi surya.

Inten menjelaskan, Kementerian ESDM telah menyiapkan peta jalan transisi menuju karbon netral sesuai dengan perintah dari Presiden Republik Indonesia hingga penurunan emisi mencapai 1.526 juta ton CO2 pada tahun 2060. Hal ini diwujudkan dengan adanya peralihan energi fosil menjadi EBT salah satunya dengan tenaga surya. Konversi kendaraan juga menjadi langkah strategis sehingga emisi karbon dari kendaraan bermotor turun secara signifikan. Rencana tambahannya adalah adanya transisi dari pembangkit PLN yang tertuang dari RUPTL PLN 2021 – 2030 yang mengutamakan sumber pembangkitt dari energi bersih.

Adanya program ini menjadi Langkah konkrit untuk pemuda Indonesia dapat memiliki peran dalam mewujudkan NZE 2060 khususnya dalam bidang enaga surya. “Tercapainya peta ini tentunya sangat memerlukan dukungan segala pihak salah satunya generasi muda Indonesia,” pungkas Inten. (***)

Cek juga

CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040

BAKU, Fokus Energi — PT PLN (Persero) menegaskan kesiapannya untuk mendukung visi swasembada energi dengan …