JAKARTA – Era mobil listrik akan menjadi sejarah baru bagi pengguna transportasi, baik mobil, motor maupun transportasi umum. Untuk mewujudkan agar kendaraan bermotor listrik dipasok energi baru terbarukan, pemerintah bersama pemangku kepentingan ekosistem kendaraan listrik terus mengupayakan dan menyiapkan SPKLU Green supaya semuanya menjadi pendorong percepatan transisi energi.
Direktur Panasbumi Ditjen EBTKE Harris Yahya mengungkapkan bahwa saat ini ada pandangan bahwa mobil listrik dipasok oleh energi listrik dari batubara. Sehingga tidak semuanya berbasis energi hijau.
“Masyarakat memandang era mobil listrik hanya memindahkan energi kotor dari transportasi, karena sistem pengisian listrik mobil listrik masih dipasok dari PLTU Batubara”, ungkap Harris Yahya kepada awak media di acara peresmian Asosiasi Ekosistem Mobilisasi Listrik (AEML) di Jakarta (5/6/23).
Lebih lanjut Harris menyatakan, pemerintah sudah menyiapkan peta jalan transisi energi menuju karbon netral 2060.
Di tahun 2030, kata Harris pembangkit listrik energi baru terbarukan sudah banyak dan siap beroperasi untuk menggantikan PLTU Batubara. Hal ini tentu akan semakin memudahkan dalam mewujudkan SPKLU berbasis EBT.
“Kami mencatat saat ini ada 64 ribu kendaraan bermotor berbasis baterai, baik mobil, motor, roda tiga maupun bus. Semoga semuanya bisa dipasok dari energi hijau,”pungkas Harris
Sementara itu, Ketua Umum AEML Dannif Danusaputro menjelaskan, asosiasi ini didirikan sebagai wadah bagi para pionir di industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan industri pendukung ekosistem mobilitas listrik di Indonesia. Percepatan adopsi KBLBB di Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur mobilitas listrik yang merata.
“Kami percaya bahwa percepatan adopsi kendaraan listrik harus sejalan dengan pertumbuhan infrastruktur pendukungnya. Dengan keamanan dan kemudahan sebagai fokus utama, kita dapat mendorong adopsi oleh masyarakat,” tambah Dannif