Jakarta, fokusenergi.com – PT Patra Drilling Contractor (PDC), anak usaha PT Pertamina Drilling Services Indonesia yang terafiliasi dengan Subholding Upstream Pertamina, menggelar program Pelatihan Tata Boga Khusus Disabilitas di wilayah Rokan Hilir.
Pelatihan diselenggarakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, pada tanggal 18 hingga 21 Desember 2024.
Communication and Relations Specialist PT Patra Drilling Contractor Akhmad Zulfikri menjelaskan, program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan atau atau Corporate Social Responsibility (CSR) PDC.
Menurutnya, pelatihan tata boga ditetapkan untuk kegiatan TJSL PDC kali ini dengan tujuan membuka kesempatan bagi peserta program agar bisa berwirausaha hingga mandiri secara ekonomi.
Ini mengingat pada kenyataannya peluang penyandang disabilitas bekerja secara formal di perusahaan dan tempat usaha lain masih sangat terbatas.
Di kesempatan tersebut, Akhmad pun menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya program.
“Semoga dengan terselenggaranya kegiatan ini bisa membuka kesempatan belajar yang setara kepada semua kalangan, termasuk teman-teman disabilitas,” ujarnya.
Pelatihan Tata Boga Khusus Disabilitas inisiasi PDC diikuti 20 peserta yang terdiri dari tuna daksa, tuna grahita, dan tuna rungu.
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini difokuskan pada pengembangan keterampilan tata boga, khususnya pembuatan kue, yang dalam produksinya terbilang paling mudah dibandingkan jenis kuliner lain.
Kepala SLB Negeri 1 Bagansiapiapi Zulkaidah mengucapkan terima kasih dan meyakini pelatihan ini sangat bermanfaat bagi peserta didiknya serta bagi masyakat disabilitas di kecamatan Bangko.
“Ini bisa menjadi peluang untuk membuka usaha di tahun depan dan bisa menambah pemasukan ekonomi bagi mereka” jelas Zulkaidah.
Analyst Nutritionist PT Patra Drilling Contractor Fani Widiartha menambahkan, diperlukan inovasi dan kreativitas secara berkesinambungan dalam bisnis dan produksi kue hingga dapat menjadi produk yang bernilai jual.
“Jadi, selain keahlian membuat kue yang lezat, inovasi dan kreativitas termasuk yang harus dikembangkan sendiri oleh peserta pelatihan,” jelasnya.
Untuk menarik minat pembeli, Fani mencontohkan, perlu penambahan berbagai rasa, perubahan bentuk, atau kombinasi isian di setiap jenis dan olahan kue.
Selain sejalan dengan salah satu lini bisnis PDC, yakni Food Lodging Services (FLS), program pelatihan tata boga ini juga pengimplementasian Sustainable Development Goals (SDGs) ke 8 tentang pekerjaan layak.
Dengan program ini PDC berkomitmen dalam mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya penyandang disabilitas.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga membuka peluang usaha yang berkelanjutan, sehingga penerima manfaat dapat menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan sejahtera.