Wednesday , October 22 2025

Inovasi FABA Kurangi Emisi, Dorong Peningkatan Nilai Ekonomi

Jakarta – Limbah debu atau fly ash bottom ash (FABA) hasil pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dikelola PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton di Desa Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memberi efek berantai (multiplier effect) positif bagi masyarakat dan pelaku bisnis. FABA dapat memberikan nilai ekonomi dari hasil pemanfaatan limbah tersebut untuk berbagai hal di sektor konstruksi, infrastruktur, dan pertanian.

Dwi Juli Hartono, Senior Manager PLN NP Unit Pembangkitan Paiton, mengatakan banyak manfaat dari FABA, salah satu paling memungkinkan secara keekonomian adalah bahan konstruksi. Hal ini yang mendorong PLN NP Unit Pembangkitan Paiton untuk memanfaatakannya, termasuk untuk masyarakat. Selain sebagai salah satu strategi mencapai target dekarbonisasi (net zero emission) pada 2060 atau lebih cepat, pemanfaatan FABA telah menjadi sumber daya ekonomi sirkuler untuk dioptimalkan bagi kemaslahatan bersama.

Menurut Dwi, FABA yang berasal dari Unit 1 dan Unit 2 serta Unit 9 PLTU yang dikelola PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton selain digunakan mandiri, juga dialokasikan untuk pabrik semen, ready miz, pre-cast, dan ash yard untuk program tanggungjawab sosial perusahaan, pabrik, UMKM, dan industri lain. “FABA bisa dimanfaatakan menjadi paving, batako, pengecoran jalan desa, dan sebagainya,” ujar Dwi melalui sambungan telepon, Rabu (22/10/2025).

Lebih lanjut ia menjelaskan FABA dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, UMKM hingga instansi karena FABA sudah dikeluarkan dari kategori limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). PLTU Paiton membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya sebagai campuran dalam industri konstruksi maupun infrastruktur.

Keterangan foto : Pengembangan rumah tahan gempa.

Salah satu manfaat FABA adalah untuk pengembangan rumah tahan gempa. PLTU Paiton bersinergi dengan beberapa perguruan tinggi, termasuk Institut Teknologi 10 Noveber Surabaya (ITS), menyosialisasikan penggunaan FABA untuk rumah tahan gempa. Salah satu rumah contoh tahan gempa dengan bahan baku limbah debu hasil pembakaran batu bara dari PLTU Paiton yang dikembangkan Bumdes “Bakti Raharjo” di Desa Sumberejo, Kecamatan Paiton. “FABA-nya kami free, mereka menyediakan tenaga saja. Total FABA yang digunakan 28,7 ton,” katanya.

Inovasi rumah tahan gempa yang berasal dari FABA PLTU Paiton memiliki potensi untuk merambah ke daerah-daerah lain. Hal ini juga membuka peluang bagi peningkatan kualitas hunian masyarakat secara berkelanjutan. Dunia Energi melihat dari dekat rumah contoh tahan gempa berukuran 6X6 meter yang dinding dan lantainya terbuat dari FABA. Dinding rumah tersebut sangat kokoh. Lantai keramik putih dilapis coran berbahan FABA.

Slamet Haryadi, Ketua Bumdes “Bakti Raharjo” mengaku senang atas bantuan gratis FABA PLTU Paiton untuk Bumdes-nya. Apalagi, Bumdes pun mendapatkan pelatihan dari dosen/peneliti ITS terkait optimalisasi pemanfaatan FABA untuk pembuatan paving blok, batako, dll. “PLTU Paiton memberikan bantuan alat untuk pembuatan paving blok dan batako. Alhamdulillah, bagi kami ini sangat berharga sekali untuk prospek ke depannya,” jelas Slamet.

Dwi menegaskan, PLTU Paiton berkomiten dalam mengelola dan mengolah FABA sekaligus sebagai upaya dalam menjaga lingkungan. FABA menjadi inovasi sosial yang berperan penting dalam mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi pengolahan limbah di lingkungan PLTU.
Manfaat nyata pengolahan FABA telah dirasakan oleh Masyarakat dan dapat meningkatkan ekonomi warga lokal dimana PLTU beroperasi.

Cek juga

Rumah Bibit Desa Berdaya Energi Gunung Kidul Terapkan Electrifying Agriculture Berbasis IoT

Gunung Kidul – Dalam menghadapi tantangan transisi energi dan penurunan emisi karbon, Subholding PLN Energi …