Bogor – PLN Nusantara Power bekerja sama dengan Yayasan Hutan Organik melaksanakan penanaman pohon sebanyak 3.000 pohon di Hutan Organik Megamendung, Bogor. Agenda ini bertujuan untuk merehabilitasi lahan kritis melalui program reforestasi berkelanjutan, yang berkontribusi pada pemulihan ekosistem. Bersama dengan Yayasan Hutan Organik, PLN NP menargetkan untuk menanam 3.000 bibit pohon setiap tahunnya sebagai sulaman dan bibit pohon baru.
Program “Membangun Kembali Hutan Hujan Tropis Jawa Barat” dimulai dengan tujuan mengubah lahan gundul yang terdegradasi menjadi area hijau yang subur. PLN Nusantara Power telah menanam 12.000 pohon di atas 5 hektar area Hutan Organik untuk membantu pemulihan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh deforestasi bertahun-tahun. Program ini telah berjalan sejak tahun 2020 dan mampu menyerap karbon dengan total mencapai 760,38 ton CO2 sejak awal program.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menyebutkan bahwa agenda ini menjadi salah satu agenda penting yang secara rutin dilaksanakan perusahaan.
“PLN Nusantara Power menyadari pentingnya keberlangsungan wilayah hijau sebagai penopang agar tidak terjadi longsor dan banjir, di Hutan Organik Megamendung ini kami melakukan restorasi dengan cara menanam tanaman Vertiver yang berfungsi sebagai pagar hidup pencegah erosi tanah, serta Pohon Afrika yang menguatkan tanah sebagai penahan longsor”, terang Ruly.
Tonggak utama dari proyek ini termasuk penerapan sistem agroforestri, yang menyeimbangkan kebutuhan akan pembangunan ekonomi dengan perlindungan keanekaragaman hayati. Pohon-pohon yang ditanam dalam inisiatif ini sangat beragam, dengan fokus pada pemulihan flora lokal dan peningkatan kualitas tanah. Secara khusus, proyek ini menggunakan spesies seperti pohon Afrika yang membantu mencegah longsor dan meningkatkan kestabilan tanah.
Inisiatif ini juga melibatkan instansi pendidikan dan masyarakat lokal baik saat pelatihan maupun dalam proses restorasi. Keterlibatan sosial ini memastikan bahwa masyarakat setempat tidak hanya menjadi penerima pasif dari upaya restorasi, tetapi juga menjadi peserta aktif dalam pengelolaan lingkungan.
“Melalui kemitraan ini, kami tidak hanya meningkatkan vegetasi dan keanekaragaman hayati di area tersebut, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan sosial dengan memberikan program pelatihan yang membantu masyarakat lokal memahami dan mengelola praktik kehutanan berkelanjutan,” tambah Ruly.
Keberhasilan program ini akan dipantau secara berkala melalui penilaian vegetasi, dengan pembaruan tentang pencapaian program dalam meningkatkan keanekaragaman hayati dan upaya reforestasi.
FOKUS ENERGI Berita Energi Terkini