TARAKAN – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field terus berinovasi mewujudkan komitmen perusahaan dalam melindungi dan melestarikan lingkungan. Program yang sejalan dengan KLHK dan saat ini tengah digencarkan adalah inovasi pengelolaan sampah, yaitu program Aliansi Kerja Bebas Sampah (Akar Basah) dan Program Bank Sampah Mandiri Sejahtera (Sampah Manise).
Tarakan Field Manager Cahyo Tri Mulyanto mengatakan program Akar Basah hadir menawarkan solusi alternatif, yakni mengganti botol plastik bekas dengan pelampung rumput laut ramah lingkungan yang lebih kuat dan dapat dipakai untuk jangka panjang.
“Akar Basah juga mengedukasi masyarakat untuk memikirkan dampak negatif aktifitas budidaya rumput laut pada lingkungan. Program memanfaatkan sampah plastik PET menjadi barang berguna yakni pelampung untuk jaring rumput laut,” ujar Cahyo Tri Mulyanto di Tarakan (15/11).
Cahyo mengatakan produk pelampung dari botol plastik bekas ini mendapat sambutan positif dari para nelayan.”Konsumen dari pelampung ini datang dari nelayan Sulawesi, Maluku, Gorontalo. Mereka senang dengan adanya pelampung ini karena lebih tahan lama dan tidak mencemari lingkungan,” kata Cahyo.
Sementara itu, Habir Ketua Asosiasi Petani Rumput Laut Nunukan menambahkan perjuangannya selama dua tahun untuk membersihkan dan mengolah sampah plastik kini telah membuahkan hasil dan bisa mensejahterakan masyarakat dan petani rumput laut.
” Ada sekitar 6.000 kepala keluarga menjadi petani rumput laut. Dengan melibatkan masyarakat mengutip sampah botol plastik dan mengolah menjadi pelampung ada efesiensi sebesar Rp 75 juta/tahun bagi petani rumput laut,”kata Habir
Habir berharap dukungan yang telah diberikan oleh PEP Tarakan Field dan kementerian terkait akan mendukung inovasi baru untuk kesejahteraan masyarakat.
“Selain pelampung untuk budidaya rumput laut, saat ini sampah botol plastik akan diolah menjadi balok plastik untuk menggantikan kayu,”pungkas Habir