INDRAMAYU, Fokus Energi – Menanam pohon kelihatannya sepele. Tetapi, dampaknya sangat luar biasa, terutama untuk mengatasi tekanan efek negatif perubahan iklim. Pohon yang terpelihara dengan baik dapat mereduksi kadar karbon dioksida (CO2). Jika zat berbahaya ini terlepas dan dibiarkan di udara akan menahan sinar matahari sehingga menimbulkan efek rumah kaca (ERK). Suhu atmosfer akan meningkat dan memicu perubahan iklim.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balongan berusaha untuk berpartisipasi dalam menekan efek negatif perubahan iklim tersebut. Ibarat pepatah “sekali dayung dua tiga pulau terlampaui” beberapa program untuk penanganan iklim diluncurkan sekaligus mengawinkannya dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar Kilang Balongan. Salah satunya adalah pengembangan Taman Kehati dan Mangoes Center. “PT KPI Unit Balongan berkomitmen dalam melestarikan keanekaragaman hayati di ruang terbuka hijau. Taman Kehati dan Mangoes Center dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menekan efek negatif dari perubahan iklim,” tutur Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Unit Balongan Mohamad Zulkifli, di Indramayu
Taman Kehati dan Mangoes Center sudah ditetapkan sebagai Taman Keanekaragaman Hayati berdasarkan SK Bupati Indramayu No 660.1/Kep.64.A.21-BLH/2016. Luas RTH Taman Kehati Bumi Patra sekitar 19,30 hektare dari total lahan kosong perumahan Pertamina Bumi Patra sekitar 26,56 hektare. Jumlah pohon yang di tanam sebanyak 1.072 pohon atau 55 pohon per hektare. Jenis pohon yang ditanam antara lain mangga (Mangifera indica L.),sebanyak 894 pohon, bintaro (Cerbera manghas L.) sebanyak 48 pohon, kepuh (Sterculia foetida L.) sebanyak 35 pohon dan angsana (Pterocarpus indicus Willd) sebanyak 26 pohon.
Total kandungan karbon di lokasi ini sebesar 61.689,03 kg C. Rata-rata potensi biomassa dan karbon per hektare adalah 6.382,65 kg/ha atau 3.196,32 kg C/ha. Potensi ini masih akan meningkat karena pada umumnya jenis pohon yang ada di RTH tersebut masih dalam pertumbuhan rata-rata umur 5 tahun dan banyak pohon yang baru ditanam umur kurang dari 1 tahun.
Zulkifli menjelaskan Taman Kehati dan Mangoes Center yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat memiliki empat kegiatan unggulan yakni budidaya tanaman mangga Agrimania, budidaya tanaman langka, Arboretum Mangga, dan penangkaran rusa. Penangkaran rusa endemic jawa (Rusa Timorensis) dan pemeliharaan jenis tanaman langka Nusantara dilakukan untuk mendukung konservasi flora/fauna langka yang merupakan program pemerintah.
Sedangkan Arboretum Mangga dijalankan untuk melengkapi kebun mangga Agrimania tidak hanya berperan dalam penghijauan dan perekonomian. Kilang Balikpapan sudah merancangnya sebagai sarana edukasi pengenalan sekitar 18 varietas mangga unggulan yang ada di Indramayu yang terkenal sebagai Kota Mangga.
Penerima manfaat dari program ini adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Indramayu, khususnya daerah Kelurahan Karanganyar dan Desa Rawadalem. Sebagian besar penerima manfaat berprofesi sebagai buruh tani atau pekerja serabutan. Hal ini yang kemudian dikembangkan oleh perusahaan untuk mengkolaborasikan antara kemampuan tani mereka, dengan pemberian pelatihan terkait budidaya mangga dan tanaman langka. Kilang Balikpapan berharap pengembangan Taman Kehati dan Mangoes Center memberikan empat keuntungan yakni mendukung program Sobat Bumi dengan kegiatan menabung pohon, memberikan manfaat ekonomi terkait dengan produksi buah, mengenalkan kembali berbagai varietas mangga kepada masyarakat, dan mampu berkontribusi meningkatkan kualitas udara dan lingkungan yang semakin memburuk.
“Beragam tantangan memang dihadapi dalam menjalankan program ini, baik dari kelompok maupun dari lapangan.
Hambatan tersebut berupa akses air ke kebun yang sulit, komitmen para anggota untuk terus konsisten merawat kebun, dan hambatan berkaitan dengan perekonomian,” kata Zulkifli.
Pada 2015, Kilang Balongan menanam 10 Jenis varietas mangga lokal di blok Mangoes Center pada Program Taman Kehati dan Mangoes Center. Selanjutnya, dibentuk Kelompok Tani Wong Tanggul Ceblok (WTC) pada 2018 yang beranggotakan 13 orang. Seluruh anggota kelompok merupakan warga di sepanjang aliran Sungai Ceblok yang berbatasan langsung dengan lokasi Mangoes Center. Pada awalnya, Kelompok WTC merupakan petani padi dan buruh yang kemudian diberikan pelatihan dalam membudidaya tanaman mangga. Kelompok diberikan bekal agar kedepannya kelompok dapat meningkatkan perekonomian diri dan keluarganya.
Nurmelodi, Ketua Kelompok Tani WTC, merasa bersyukur karena CSR Pertamina Balongan memberdayakan kelompoknya untuk memanfaatkan lahan kosong di sekitar Perumahan Pertamina Bumi Patra untuk pembudidayaan mangga Agrimania. ”Program yang diberikan Kilang Balongan ini sangat dirasakan manfaatnya sebab pendampingan yang diberikan dilakukan secara berkelanjutan. Bahkan kelompok diberi bantuan dalam penyediaan pupuk pestisida serta perangkat solar cell guna memaksimalkan hasil budidaya mangga tersebut,” katanya.
Pada April 2018, Kelompok Tani WTC telah melakukan penanaman 600 bibit pohon mangga Agrimania di lokasi lahan tidur milik Pertamina yang kurang produktif ditumbuhi gulma. Zulkifli menjelaskan, panen mangga Agrimania terus meningkat, Pada periode panen September 2023-Januari 2024, total panen mangga mencapai 6 ton, dengan pendapatan kelompok mencapai Rp278 juta.
Produksi buah ditargetkan terus bertambah dan pohon-pohon sebelumnya yang belum dapat berbuah di tahun-tahun berikutnya dapat berkembang secara maksimal. Saat ini kebun mangga agrimania telah mendapat sertifikat kebun penerapan GAP (Good Agricultural Plantation) No: GAP.01-32.12.1-I.036 dan menjadi Kebun Mangga Agrimania Tersertifikasi Kebun Pertama di Indonesia.
Program Pengembangan Taman Kehati dan Mangoes Center memiliki beberapa kegiatan unggulan sejak 2020. Selain arboretum mangga, terdapat kegiatan replikasi kebun mangga agrimania dan pembangunan saung energi. Inisiasi arboretum mangga bekerjasama dengan kelompok Tani Hortikultura di Situ Bolang selaku penyuplai bibit dan juga pendamping teknis.
“Harapan dari keberlangsungan program ini yaitu, kelompok dapat mandiri setelah program ini 5 tahun dijalankan. Kelompok dapat memiliki lahan di luar Perumahan Bumi Patra dan dapat mengembangkan lagi mangga agrimania di Kota Indramayu. Selain itu kelompok juga diharapkan mampu menyebarkan ilmunya ke masyarakat, dan juga dapat menjual produk kebun dengan kualitas yang baik,” ujar Zulkifli.
Jika perusahaan dan anggota kelompok dapat koperatif bekerjasama dengan baik, efek program yang telah menyabet berbagai penghargaan internasional ini tidak hanya akan dirasakan pada saat sekarang saja. Dampaknya akan terus berlanjut hingga jangka panjang.
“Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.”