INDRAMAYU – Dukung kemandirian pesantren melalui usaha ekonomi produktif, PT Patra Drilling Contractor (PDC) menyelenggarakan Program Tempesantren di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ath’fal, Temiyangsari, Kroya, Indramayu.
Program yang menjadi bagian Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PDC ini diimplementasikan melalui revitalisasi rumah produksi tempe dan pelatihan teknis produksi tempe higienis dan manajemen usaha.
“Pesantren merupakan bagian dalam pembangunan masyarakat dan negeri, karenanya PDC mendorong pengembangan usaha ekonomi produktif untuk terwujudnya pesantren yang mandiri, berdaya, dan memberdayakan,” jelas Corporate Secretary PDC, Ani Aryani.
Tempesantren diinisiasi PDC disesuaikan dengan unit bisnis yang sudah dijalankan Pondok Pesantren Tarbiyatul Ath’fal. Usaha produksi tempe tersebut dijalankan secara sederhana, tanpa bantuan dari pihak manapun, termasuk dari pemerintah.
“Rumah produksi tempe yang dikelola Pesantren Tarbiyatul Ath’fal mengalami keterbatasan dari segi fasilitas, higienitas, dan kapasitas produksi. Produksi tempenya bahkan belum bersertifikat halal,” imbuhnya.
Program Tempesantren fokus kepada pengembangan keterampilan kewirausahaan pesantren dan santri serta pemanfaatan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berbasis pesantren.
Ani menjelaskan, program diawali revitalisasi rumah produksi tempe yang sudah tidak layak lagi untuk usaha, termasuk pembangunan instalasi air bersih dan sistem sanitasi dasar.
Setelahnya akan dilanjutkan dengan pelatihan teknis produksi tempe higienis dan manajemen usaha, salah satunya untuk mendapatkan sertifikat halal.
Untuk pelaksanaan program Tempesantren di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ath’fal, PDC bekerja sama dengan Rumah Zakat, terutama saat pendampingan program yang akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Public Relation Asisstant PDC, Harun mengungkapkan, target program Tempesantren adalah pesantren bisa meningkatkan pendapatan dari produksi tempe, yang selama ini menjadi sumber utama dana operasionalnya. Target lainnya, pesantren bisa memberdayakan santri dan masyarakat sekitar di rumah produksi tempe.
“Sebagai mitra binaan PDC, Pesantren Tarbiyatul Ath’fal nantinya bisa menyalurkan hasil produksi tempenya ke unit usaha FLS (Food and Lodging Services) PDC di wilayah Indramayu dan sekitarnya,” jelas Harun.
Untuk itu, produksi tempe tersebut harus memenuhi persyaratan dan lolos quality control (QC) pihak PDC terlebih dulu, serta telah mendapat sertifikat halal.
“Produksi tempe Pesantren Tarbiyatul Ath’fal tersebut akan diberikan label dan branding PDC sebagai tanda mitra binaan PDC , tentunya jika telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dari perusahaan,” imbuhnya.
Dilaksanakan mulai akhir Mei 2025, program Tempesantren diestimasi akan berlangsung selama empat bulan. Di akhir kegiatan, program akan dievaluasi untuk memastikan keberhasilan atau perlunya inovasi dan perbaikan.
“Melalui Tempesantren ini, harapannya Pesantren dapat membangun dan mengembangkan unit bisnisnya sesuai rencana bisnis yang telah disusun. Dan mewujudkan pesantren yang mandiri, berdaya, dan memberdayakan,” tutup Harun.