JAKARTA — PT PLN (Persero) baru saja mengumumkan kenaikan signifikan penjualan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi. Penjualan kumulatif PLN sampai dengan bulan November 2022 mencapai 250,4 Terawatt Hour (TWh) dimana secara Year on Year (YoY) tumbuh sebesar 6,61 persen. Kinerja yang sangat baik ini menurut Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) perlu diapresiasi.
Ketua Umum ASPEBINDO, Anggawira, menyebut PLN telah ikut serta menggenjot perekonomian Indonesia yang mulai pulih dari Covid-19, naiknya penjualan listrik adalah salah satu indikatornya.
“Penjualan listrik yang naik menjadi sinyal positif kebangkitan ekonomi kita, dan ini tentu tak lepas dari upaya PLN yang pada waktu covid-19 menyalurkan stimulus-stimulus yang membantu industri untuk tetap bertahan,” ucap Anggawira pada Rabu (25/01/2023).
Sebelumnya PLN telah menyalurkan stimulus sebanyak Rp 24,23 Triliun untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Stimulus ini disebut Anggawira penting bagi bisnis dan industri kecil untuk bertahan.
“Perlambatan ekonomi yang menghantam pebisnis kecil sangat terbantu dengan adanya stimulus dari PLN sehingga mereka bisa bertahan, jadi saat ekonomi kembali normal seperti sekarang pebisnis kecil bisa meningkatkan produksinya dan konsumsi listrik meningkat’” tegas Anggawira.
Anggawira juga menyebut kini tantangan PLN untuk masa selanjutnya adalah mengenai kualitas rasio elektrifikasi, ia menyebut meski rasio elektrifikasi sudah tinggi PLN perlu terus menjamin pasokan listrik yang berkualitas dan handal agar dapat meningkatkan ekonomi desa dan daerah.
“Rasio elektrifikasi kita memang sudah tinggi angka ini perlu ditingkatkan terutama kualitasnya, agar listrik ini bisa diandalkan untuk kegiatan ekonomi dan industri, rencana untuk mengurangi penggunaan batubara juga perlu kita tindak lanjuti untuk mencari energi primer yang akan menjadi menggantikan batubara terutama kesanggupan sumber energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik kita yang akan terus naik,” kata Anggawira.
Sebagai informasi, PT PLN (Persero) menyebutkan rasio desa yang telah menikmati aliran listrik kini mencapai 99,78 persen dengan jumlah sebanyak 83.280 desa sampai November 2022. Selain itu pada tahun 2030, PLN memperkirakan dengan pertumbuhan ekonomi 3,31%, penjualan listrik sebesar 10,617 GWh dan produksi 11,480. Jumlah pelanggan pada 2030 mendatang diramalkan mencapai 2,471,779 dan beban puncak listrik mencapai 1,495 MW.