Thursday , September 19 2024

Ini Kata Pengamat Energi : PLN Juga Bisa Bayar Utang, Keuangan Cukup Kuat

JAKARTA – Pengamat Energi Salamudin Daeng mengungkapkan bahwa krisis energi belum akan terjadi di Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, sama dengan Pertamina keuangan PLN cukup kuat untuk menopang ketahanan listrik dan mudah mudahan transisi energi ke depan.

Berdasarkan laporan likuiditas yang Memadai: Saldo kas PLN sebesar Rp38 triliun pada akhir tahun 2021 cukup untuk memenuhi jatuh tempo utang tahun 2022 sekitar Rp38 triliun. PLN juga diuntungkan dari jatuh tempo utang yang tersebar dengan baik, dengan jatuh tempo tahunan di bawah Rp50 triliun. Diperkirakan PLN akan menghasilkan sekitar Rp50 triliun-60 triliun arus kas tahunan dari operasi mulai tahun 2022, tetapi tetap bergantung pada pendanaan eksternal untuk rencana belanja modal tahunannya yang besar. Kami yakin PLN dapat memperoleh pendanaan yang memadai karena hubungannya yang erat dengan pemerintah.

Kekuatan keuangan PLN ditunjukkan oleh kemampuan belanja modal sekitar Rp73 triliun pada tahun 2022 (2021: Rp60 triliun), dan jumlahnya akan tetap sekitar Rp100 triliun-120 triliun setahun dari 2023 hingga 2025 untuk mendukung program pemerintah. rencana pengembangan tenaga listrik dan transisi energi terbarukan. Ini kemungkinan akan menjaga leverage bersih tetap tinggi selama beberapa tahun ke depan. PLN berencana untuk meningkatkan kapasitas pembangkitnya, mendorong penambahan kapasitas terbarukan dan memperkuat infrastruktur transmisi dan distribusi.

Sedikit masalah utang bersih terhadap EBITDA naik menjadi 5,0x pada tahun 2024 (2021: 4,4x), dengan profil keuangan tertekan oleh rencana investasi yang tinggi selama beberapa tahun ke depan. Ini meskipun pembayaran kompensasi menjadi lebih teratur, dan tarif naik secara bertahap.

Hal yang diantisipasi bagi cash flow perusahaan adalah RUU EBT yang menepatkan jaringan PLN dalam ancaman berpindah tangan ke swasta penghasil EBT melalui isue power wheeling. Sementara jaringan adalah salah satu sumber cash flow paling penting bagi PLN sekarang dan ke depan. Implikasi dari berbagai kesepakatan iklim telah terfokus pada penutupan pembangkit PLTU milik PLN.

Keuntungan lain adalah Tarif, Subsidi, dan Kompensasi Meningkat: Jumlah subsidi dan pendapatan kompensasi meningkat sebesar 13% pada tahun 2021 karena volume penjualan listrik yang lebih tinggi dan biaya pasokan listrik per unit di tengah harga komoditas yang lebih tinggi terhadap tarif listrik yang ditetapkan. Negara telah membatasi harga batu bara dan gas alam yang dijual ke PLN untuk menahan biaya, yang membatasi beban subsidinya.

PLN adalah perusahaan listrik terintegrasi Indonesia, yang dimiliki sepenuhnya oleh negara. Ini adalah pemain transmisi dan distribusi listrik monopoli, dan menyumbang sekitar 69,3% dari total kapasitas pembangkit terpasang negara sebesar 66,2GW, di mana porsi PLN berjumlah 45,9GW. Perusahaan adalah rekanan, dan membeli listrik dari produsen listrik independen.

Cek juga

Lolos Seleksi, 135 Mahasiswa ITPLN Teken Kontrak Program Ikatan Kerja dengan PLN

Jakarta – PT PLN (Persero) menjaring talenta terbaik dengan merekrut 135 mahasiswa Institut Teknologi PLN …