JAKARTA – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya resmikan sistem tata kelola Material Return and Warehouse Inventory (MRWI), yang terintegrasi dengan Aplikasi Gudang Online.
Sebelumnya, petugas gudang harus merekap material yang dikembalikan secara manual dan memilah material yang masih layak pakai untuk diinput ke sistem. Kini, dengan adanya MRWI, material return yang diterima oleh petugas gudang sudah terinput dalam sistem. Hasilnya tidak hanya efisiensi biaya, PLN pun dapat memantau material return secara real time.
Sistem tata kelola ini dijalankan sebagai wujud transformasi digital pengelolaan material kelistrikan yang diretur sehingga dapat mengakomodasi pencatatan status material return, mulai dari material ini dikembalikan ke gudang sampai dengan pengklasifikasian material tersebut.
Sebanyak 4 dari 17 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) di PLN UID Jakarta Raya telah mengimplementasikan MRWI tahap satu diantaranya UP3 Tanjung Priok, UP3 Menteng, UP3 Marunda dan UP3 Cengkareng. UP3 lainnya ditargetkan akan mengimplementasikan MRWI tahap dua pada akhir Maret 2023.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan usai meresmikan sistem tata kelola MRWI langsung dari Gudang PLN Sunter mengungkapkan bahwa saat ini PLN UID Jakarta Raya terus berupaya mengintegrasikan seluruh sistem digital yang berkaitan dengan material dan aset sehingga pengelolaan aset dilakukan secara end to end untuk optimasi nilai inventory.
“Melalui digitalisasi pengelolaan material ini, PLN UID Jakarta Raya dapat melakukan efisiensi penggunaan material return sesuai klasifikasinya”, ungkap Doddy.
Keuntungan lain dari digitalisasi material dan aset ini di antaranya material return dapat diidentifikasi dan dikelola melalui sistem, akurasi data sistem digital dengan memperhatikan stok sesuai di gudang, tracking material di sepanjang siklus hidupnya menjadi akurat, serta implementasi standarisasi gudang, mulai dari prosedur, layout, hingga fasilitas pendukung yang dibutuhkan di gudang.
Material return sendiri adalah material yang dikembalikan ke gudang karena kelebihan atau sisa pemakaian dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau hasil pembongkaran (bekas pakai).