Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE) menjadi sektor ESDM paling dominan dalam menciptakan jenis pekerjaan hingga 2030 mendatang. Menyikapi hal ini, PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung Pemerintah dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul guna menyukseskan agenda transisi energi sekaligus mewujudkan kemandirian energi nasional.
Bahlil membeberkan bahwa hingga tahun 2030 mendatang, Kementerian ESDM memilki tiga tugas utama, yakni meningkatkan lifting minyak dan gas bumi (Migas), membangun hilirisasi di semua sektor, dan transisi energi. Untuk mewujudkan tugas-tugas tersebut, dibutuhkan lebih dari 6,2 juta lapangan pekerjaan.
”Ada tiga pekerjaan besar di Kementerian ESDM. Yang pertama adalah bagaimana kita menaikkan lifting, yang kedua adalah bagaimana kita membangun hilirisasi di semua sektor, dan yang ketiga adalah transisi energi dan ini kita membutuhkan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 6,2 juta sampai dengan 2030,” ujar Bahlil dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Selasa (3/6).
Bahlil menjabarkan bahwa total 6,2 juta pekerjaan di sektor ESDM tersebut terbagi ke 3.764 jenis pekerjaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.277 jenis pekerjaan didominasi oleh sektor Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE) yang mencapai 79%.
”Dari mana itu jenis pekerjaan? 79% itu di sektor Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, 14% di sektor migas, 7% di sektor geologi mineral dan batubara. Jadi paling banyak di sana,” jelas Bahlil.
Oleh karena itu, Bahlil pun mendorong sinergi lintas sektor untuk menciptakan SDM berkualitas yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mewujudkan kemandirian energi nasional sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.
“Jadi ini harus betul-betul kita mampu beradaptasi dengan lapangan pekerjaan. Indonesia akan menuju negara yang lebih baik seperti apa yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Prabowo untuk kita mandiri energi dan berdiri di kaki sendiri,” tandas Bahlil.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen perseroan untuk terus bersinergi dengan Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai kunci keberhasilan transisi energi di Indonesia.
“SDM unggul adalah man behind the gun dalam menyukseskan transisi energi. PLN siap berkolaborasi mencetak talenta-talenta terbaik untuk menjawab tantangan masa depan,” ujar Darmawan.
Sebagai wujud nyata, melalui Institut Teknologi PLN (IT PLN) perseroan secara konsisten menyalurkan program beasiswa dari jenjang SMA/SMK hingga perguruan tinggi, khususnya di bidang energi bersih.
Di internal perusahaan, PLN juga terus mendorong peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan teknis, program capacity building, serta program studi lanjut dalam dan luar negeri, bekerja sama dengan lembaga internasional seperti UNOPS, Bank Dunia, ADB, JICA, dan Kedutaan Besar Selandia Baru.
Sejak 2021, sebanyak 1.902 insan PLN telah mengikuti program beasiswa S2 dan S3 di dalam dan luar negeri, khususnya di bidang transisi energi dan pengembangan energi bersih.
Ia juga menambahkan, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 diproyeksikan menciptakan 1,7 juta lapangan kerja baru di sektor ketenagalistrikan.
“Transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal manusia yang menggerakkannya. Masa depan energi Indonesia bergantung pada kualitas SDM yang kita siapkan hari ini,” pungkas Darmawan.