Jakarta – AESI (Asosiasi Energi Surya Indonesia) memegang peranan penting
dalam makin gencarnya bauran energi terbarukan melalui energi tenaga surya. Setelah di awal Mei 2024 dilaksanakan Munas AESI untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin dan pengurus AESI periode 2024 – 2024, kini tiba waktunya untuk melantik secara resmi pengurus AESI yang akan berperan untuk memperjuangkan keberlangsungan
energi Dalam pelantikan pengurus Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) periode 2024-2027 yang digelar Kamis, 30 Mei 2024, Mada Ayu Habsari resmi menggantikan Ketua Umum AESI sebelumnya, Fabby Tumiwa, yang telah memimpin untuk periode 2021-2024.
Pelantikan ini menandakan keberlanjutan AESI sebagai organisasi yang berkomitmen dalam pengembangan energi surya di Indonesia dengan tujuan meningkatkan peran energi surya dalam bauran energi nasional.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM , Prof. Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi, yang hadir secara online mengatakan bahwa Pemerintah membutuhkan dukungan dari semua stakeholder energi terbarukan, salah satunya adalah perusaan-perusahaan yang berada di industri pembangkit listrik tenaga surya yang
tergabung dalam AESI.
Dia berharap AESI bisa mendorong upaya pemerintah untuk pencapaian bauran energi sebesar 23% yang hingga saat ini kita kurang sekitar 7 – 10 Giga.
“Saya sangat berharap kepada pengurus AESI yang baru untuk bersama-sama
menyuarakan PLTS ini menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mencapai bauran
energi,” tegas Dirjen Eniya Listiani Dewi.
Ketua Umum AESI periode 2024-2027, Mada Ayu Habsari, mengatakan bahwa salah satu hal penting dalam menjalankan asosiasi adalah kolaborasi.
Kita harus memastikan bahwa kita semua bekerjasama dengan semangat yang kuat untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi tidak hanya berarti bekerja bersama dalam proyekproyek konkret, tetapi juga berbagi gagasan, pengalaman, dan sumber daya untuk saling
memperkaya satu sama lain untuk itu saat ini pengurus AESI terdiri dari regulator,
implementator, Teknologi Provider, Local Manufacturer, Developer, EPC juga perusahaan Operation dan Maintenance. Dengan komposisi pengurus perempuan sebanyak 35%, AESI juga bertekad untuk mengedepankan aspek kesetaraan gender dalam transisi energi.
Dirinya berusaha di kepemimpinan yang baru ini untuk menerima banyak masukan
dari para pihak, baik dari internal AESI maupun dari Eksternal. Kami ingin merangkul banyak pihak, dan bertumbuh bersama utamanya dalam pengembangan PLTS di Indonesia, yang kita semua harapkan dapat menjadi tulang punggung transisi energi di Indonesia,” jelas Mada.
Selain kolaborasi, transparansi keuangan dan komunikasi terbuka juga sangat
penting. AESI akan untuk memastikan bahwa saluran komunikasi antara pengurus asosiasi dan anggota tetap terbuka. Setiap masukan, saran, atau keprihatinan akan dipertimbangkan dengan serius demi kemajuan bersama.
“Inti dari asosiasi adalah ingin menjadi wadah para anggota yang memang
menggunakan AESI sebagai fasilitator. Kepengurusan AESI sekarang banyak diisi oleh anak muda yang siap mengambil alih tongkat estafet pengembangan energi bersih. Ini adalah kemajuan yang sangat besar karena memang anak muda adalah salah satu elemen yang sangat concern terhadapa perubahan iklim dan transisi energi, Saya yakin AESI bisa
membawa Indonesia semakin disinari energi listrik tenaga surya,” tutup Mada.