Friday , November 22 2024

Dimulai dari Hulu, AMMAN Kurangi Emisi Karbon dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

JAKARTA – Komoditas tembaga merupakan salah satu komoditas paling penting untuk transisi dunia menuju energi hijau. Untuk menciptakan kehidupan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan (sustainable), pelaku industri pertambangan yang merupakan hulu dari rantai pasokan perlu memastikan bahwa aktivitas operasionalnya dilakukan dengan standar keberlanjutan (sustainability) yang tinggi.

Mengoperasikan tambang Batu Hijau, salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 450 MW (gross). Fasilitas ini bertujuan untuk menopang berkembangnya kegiatan operasional AMMAN, yang terdiri dari penambangan, pengolahan, hingga operasional smelter yang saat ini sedang dibangun.

PLTGU ini akan menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara dengan kapasitas 120 MW, yang saat ini menyuplai listrik untuk operasional AMMAN. PLTGU AMMAN ini dirancang dengan konfigurasi dua blok, yang terdiri atas tiga generator turbin gas, tiga generator uap pemulihan panas dan satu turbin uap. Efisiensi termal PLTGU ini akan menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara untuk pembangkit listrik industri.

“AMMAN menggunakan turbin gas paling efisien serta teknologi mutakhir untuk low-NOx burner, demi memastikan perusahaan kami mematuhi pedoman emisi lingkungan yang paling ketat, seperti standar Eropa atau IFC/World Bank. Melalui inisiatif ini, AMMAN akan menjadi salah satu perusahaan pertama di Nusa Tenggara Barat yang melakukan transisi ke energi yang lebih bersih dengan emisi karbon yang lebih rendah,” jelas Presiden Direktur AMMAN, Rachmat Makkasau.

Merujuk laporan yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA) pada 2019 bertajuk The Role of Gas in Today’s Energy Transitions, gas rata-rata menghasilkan emisi 33% lebih sedikit daripada batu bara per unit panas yang digunakan di industri dan bangunan serta, emisi 50% lebih sedikit daripada batu bara per unit listrik yang dihasilkan.

Sebelumnya, pada Juni 2022 lalu AMMAN telah mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (Solar PV power plant) terbesar di Indonesia saat ini untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas 26,8 Megawatt peak. Transformasi menuju energi bersih ini dilakukan sebagai bagian dari praktik pertambangan yang baik atau good mining practice.

“Melalui investasi di pembangkit listrik energi bersih, kami berharap industri pertambangan turut mengambil bagian dalam menahan laju perubahan iklim, serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati, sembari mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Rachmat

Cek juga

COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Indonesia

BAKU, Fokus Energi — PT PLN (Persero) turut berpartisipasi dalam Konferensi United Nations Framework Convention …