Monday , July 8 2024

Pengembangan EBET 2022 dan Outlook Energi 2023, Ini Pandangan Dewan Pengawas METI Riki Firmandha Ibrahim

Fokusenergi.com, Jakarta – Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET) sampai saat ini belum diteken oleh pemerintah. Entitas energi sangat berharap RUU EBET segera di rilis agara ada kepastian untuk pengembangan energi baru terbarukan.

Untuk mengetahui bagaimana arah pengembangan EBET 2022 dan Outlook Energi 2022, Fokusenergi.com meminta pandangan dari Riki Firmandha Ibrahim, Dosen S2 Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada dan Dewan Pengawas Masyarakat Energi Terbarukan. Berikut kutipan wawancaranya :

Bagaimana pandangan Anda terkait dengan pengembangan EBT saat ini?

Ditahun 2022 telah dikeluarkannya Perpress harga ET yang ditunggu lama oleh beberapa pemain ET. Hasilnya kurang ramai diminati disamping karena memang belum banyak pula wilayah ET yang ditenderkan. Namun untuk ET Biomasa perkotaan dan pelet/sekam padi/cangkang sawit sebagai campuran Batubara mulai banyak diminati beberapa pemain. Untuk PLTS dan PV atap tetap berjalan perlahan walau tidak banyak pengembang dan atau orang yg pasang diatapnya seperti yang diharapkan karena keekonomian kurang menarik seperti yang diharapkan para pemain ET. Kedepan di tahun 2023 ini akan tetap berjalan slow/lambat, kecuali ET Biomasa perkotaan dan pelet/sekam padi/cangkang sawit dan sejenisnya. Di tahun 2022 ET Biodiesel walau berjalan lambat namun B20/B30 sudah dinaikan kadarnya dan tetap didorong mencapai B100 bertahap. Hal ini tergantung keekonomian dari harga CPO yang naik-turun untuk minyak goreng dan subsidi dari pemerintah. Kedepan peningkatan kadar ET Biofuel tetap dinaikan karena harga minyak diesel tampaknya semakin naik dan belum ada indikasi turun. Perlu didorong melalui insentip-insentip ET seperti Tax Holiday yang aplikasinya dipermudah dan waktunya di perpanjang. Khusus untuk pabrikan sangat perlu diberikan insentip Pajak yang saat ini tetap masih belum menarik mendirikan Pabrikan ET karena insentip belum sama sekali menarik. Pajak karbon yang direncanakan keluar di tahun 2022, juga perlu dikeluarkan di tahun 2023.

Sedangkan untuk EBET disisi Nuklir, sudah banyak tersosialisasi akan masuknya PLTN walau belum ada harga PLTN yang dikeluarkan pemerintah. Badan pengawas Nuklir yang kurang aktip, di tahun 2022 ini sudah lebih diaktipkan kembali menyiapkan adanya PLTN.

Apakah target bauran energi terbarukan 23% dibisa tercapai di tahun 2025?

Saat ini target EBET masih dibawah 15% dan angka 23% sebaiknya tetap dijadikan acuan saja agar pemerintah berusaha mengupayakan pertumbuhan yang cepat untuk EBET di tanah air. Oleh karena itu, angka 23% sebaiknya dipertahankan dan tidak diturunkan. Menariknya Tax Holiday dan Pajak Karbon dimata pemain EBET disamping harga EBET IPP menjadi kunci dari pencapaian target 23% di tahun 2030.

Teknologi dan SDM adalah kunci untuk pengembangan EBET, pendapat anda?
Terus terang belum, karena SDM yang dimaksud itu masih hanya tingkat pemasangan yang tidak memerlukan keakhlian tinggi. Teknologi semakin baik namun dikarenakan belum banyaknya proyek maka bukan saja hanya sulit melahirkan/memperbanyak SDM EBET tetapi juga sulit meningkatkan keaklian SDM. Saat ini masih didominasi SDM asing untuk tingkat akli. Sangat diharapkan Indonesia akan membuka banyak Pabrikan EBET yang tidak hanya Assembling/Merakit di tanah air. Seluruh supply chain Pabrikan EBET juga harus dapat terbangun di Indonesia. Oleh karena itu insentip Pabrikan sangat penting.

Bagaimana dengan RUU EBET yang disusupi kepentingaan pelaku Non ET serta masuknya Skema Power Wheeling?
Diharapkan RUU EBET dikeluarkan di tahun politik, 2023 ini. Sudah disadari oleh seluruh politikus DPR bahwa RUU EBET harus ada di tanah air. Untuk Skema Power Wheeling tetap ada karena skema ini dipakai di seluruh dunia. Hanya saat ini tarif yang berkeadilan untuk menggunakan jaringan ini perlu diberikan kepada PLN, namun kedepan apabila sudah banyak jaringan tentu penyesuaian harga diberikan kepada pengguna EBET.

Bagaimana kondisi Iklim Investasi?
Kita bicara kondisi Iklim Investasi di tanah air semakin hari semakin baik dibandingkan negara lain. Walau teriakan pesimis masih dominan namun agar tidak terganggu, pemerintah kerja keras meneruskan programnya agar lebih menarik lagi.

Apa saran dan harapan terkait pengembangan EBET ?
Diharapkan RUU EBET segera disahkan dengan dilengkapi PP yang menarik untuk membangun Pabrikan EBET di tanah air. Tax Holiday dan Pajak Karbon segera diberikan untuk mendorong masyarakat dan Industri pindah menggunakan EBET. Tingginya akan CO2 dihasilkan dari Transportasi, oleh karena itu Insentip Pabrikan kendaraan listrik (mobil listrik) harus menarik sekali baik dari teknologi pendukung sampai teknologi inti mobil listrik. Kuncinya jangan segan dan khawatir memberikan Insentip Tinggi untuk pengembangan EBET karena dalam Negeri akan banyak diuntungkan.

Harapan Riki yang saat ini menjabat sebagai Dosen S2 ET Universitas Darma Persada, Dewan Pakar Fokusenergi.com, Dewan Pengawas METI, untuk mempercepat pengembangan EBET di tanah air Pabrikan baterry Lithium dari air Panas Bumi dan kondensat Panas Bumi perlu diprioritaskan insentipnya agar Indonesia tidak import batteri.

Cek juga

Presiden RI: Indonesia Jadi Pemain Global Supply Chain EV, PLN Siapkan Dukungan Pengembangan Industri dan Ekosistem EV

KARAWANG – Presiden RI Joko Widodo meresmikan pabrik baterai PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green …