Jakarta – PLN Indonesia Power terus mengakselerasi potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) sebagai wujud dukungan korporasi terhadap percepatan transisi energi di Indonesia. Yang terbaru PLN Indonesia Power melalui anak usahanya PT Artha Daya Coalindo menggandeng Kelompok Tani Hutan atau KTH optimalkan lahan hutan rakyatnya dengan pola agroforestry di sekitar Area PLTU di seluruh Banten. Langkah ini juga untuk mendukung program dekarbonisasi melalui subtitusi dengan energi yang ramah lingkungan.
“Pengembangan cofiring biomassa di PLTU batubara akan bergantung dari ketersediaan biomassa di sekitar area PLTU, namun kerjasama dengan KTH yang berbasis kemitraan menjadi salah satu cara tepat untuk optimalisasi pasokan,” ujar Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power,” Rachmad Handoko.
Saat ini penggunaan biomassa yang mayoritas berasal dari by product hasil olahan kayu yaitu sawdust yang memiliki kekurangan seperti ketidakpastian jumlah suplai dan fluktuasi kualitas biomassa sehingga akan sulit meningkatkan persentase cofiring menggunakan sawdust. Namun berkolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan dirasa menjadi cara tepat dalam menjawab tantangan tersebut.
“Bersama-sama berkolaborasi dengan para pihak seperti Pemerintah Desa, BUMDES dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten termasuk Para Penyuluh Kehutanan dan Para Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat adalah solusinya,” tambahnya.
“Pengoptimalan potensi HTE pada lahan kering di sekitar PLTU juga menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan kebutuhan biomassa, sehingga implementasi biomassa berbasis HTE di sekitar PLTU menjadi suatu langkah yang patut untuk ditindaklanjuti,” pungkas Rachmad.
Identifikasi awal terhadap kepemilikan lahan kering seluas 2200 hektar serta kelayakan skema bisnis biomassa berbasis HTE di area PLTU Suralaya di area Banten telah dilakukan dengan pola kerjasama serta dengan tujuan untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha di area Banten (radius 60 km dari PLTU Suralaya). Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten serta didampingi oleh Tenaga Ahli dari Pusat Studi SBRC-LPPM Institut Pertanian Bogor. Pola penanaman dengan metode tumpeng sari ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan yang menjadi basis dalam Pengembangan HTE ke depan.
Selain sinergi KTH, PT Artha Daya Coalindo juga memulai inisiatif dengan menggandeng Organisasi Masa Mathlaul Anwar dalam pengembangan potensi biomassa ke depan, dengan anggota mayoritas kaum tani, diharapkan berperan dalam pemberdayaan masyarakat dalam menjaga sustainability dari pasokan biomassa jenis kayu dapat turut mendukung kesuksesan program cofiring PLN Indonesia Power.