JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menjadi salah satu diantara 12 perguruan tinggi yang menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk program peningkatan literasi digital sektor pendidikan. Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dilakukan pada Kamis 23 Februari 2023 di Jakarta. Kedua belas perguruan tinggi tersebut adalah ITPLN Jakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Tidar, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Universitas Esa Unggul, Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Surakarta, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya.
“Kami mengharapkan kerja sama ini dapat menjadi bekal yang baik dalam meningkatkan literasi digital khususnya di sektor pendidikan. Perguruan tinggi merupakan lembaga pembentuk generasi masa depan Indonesia,” tutur Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan di Jakarta (24/2/2023).
“ITPLN sangat mendukung kegiatan ini. Perguruan tinggi memiliki tugas tri darma, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam program pengabdian masyarakat maka cititas akademika ITPLN tidak hanya melakukan kegiatan terkait kelistrikan namun juga memberikan pemahaman literasi digital” kata Dr. Ir. Pawenary, MT., MPM., IPU., ASEAN Eng., Wakil Rektor IV ITPLN yang hadir mewakili Rektor. ITPLN siap menjembatani dan meningkatkan literasi digital khususnya di daerah-daerah. “Karena kalau di kota-kota bisa dikatakan 80% sudah paham literasi digital” lanjut Pawenary.
Kebetulan ITPLN adalah kampus yang unik dimana mahasiswanya berasal dari Sabang sampai Merauke sehingga sangat tepat untuk meningkatkan literasi digital masyarakat di daerah-daerah.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika, Boni Pudjianto, mengatakan banyak perguruan tinggi lain yang saat ini juga sedang berproses untuk bekerja sama dengan Kemkominfo. Tahun sebelumnya bahkan sudah ada 16 perguruan tinggi yang ikut dalam program literasi digital.
“Saat ini mungkin baru 12 perguruan tinggi, namun masih banyak kampus-kampus lain yang sedang berproses untuk melakukan kerja sama dengan Kominfo untuk program literasi digital,” ungkap Boni.
Indeks Literasi Digital
Boni juga menyampaikan tentang indeks literasi digital Indonesia. Indeks ini menunjukkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi digital. Indeks literasi digital Indonesia pada 2022 berada di level 3,54 poin dari skala 1-5.
Indeks ini diukur dari empat pilar indikator besar, yakni Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture. Digital skills atau indikator kecakapan mengukur kecakapan pengguna internet dalam menggunakan komputer atau gawai, mengunggah/mengunduh data, mengecek ulang informasi dari internet, dan sebagainya. Digital Ethics atau indikator etika digital mengukur kepekaan pengguna internet dalam mengunggah konten tanpa izin, berkomentar kasar di media sosial, menghargai privasi di media sosial, dan sebagainya.
Digital safety atau indikator keamanan digital mengukur kemampuan pengguna internet dalam mengidentifikasi dan menghapus spam/malware/virus di komputer atau gawai pribadi, kebiasaan mencadangkan data, pelindungan data pribadi, dan sebagainya. Sedangkan digital culture atau indikator budaya digital mengukur kebiasaan pengguna internet seperti mencantumkan nama penulis/pengunggah asli saat melakukan reposting dan sebagainya.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi ini diharapkan dapat meningkatkan indeks literasi digital Indonesia.(***)