Sunday , October 6 2024
toksik dalam pekerjaan
foto : lifestylekompas

Toksik dalam Pekerjaan? Ini Cara Mengatasinya

Toksik seringkali ditemukan dalam kehidupan. Tak terkecuali dalam dunia kerja. Bagaimana kalau sudah terlanjur dan berhadapan dengan lingkungan kerja yang toksik?

Bagi Nina Widya (35), bekerja di kantornya saat ini terasa sudah sangat membosankan. Namun bagi pekerja sebuah perusahaan industri keuangan di bilangan Jakarta Selatan ini, tak banyak pilihan lain. Apalagi, sebagai orang tua tunggal, dia harus mencukupi kebutuhan kedua anaknya.

“ Sebenarnya sudah tak tahan lagi bekerja disini, namun belum ada pilihan lain lagi. Tiap hari rasanya tak semangat bekerja, “ ujar Nina.

Lingkungan kerja yang sangat toksik sudah sangat lama dirasakannya. Mulai dari persaingan yang kurang sehat dan saling sikut antar rekan kerja, sampai pimpinan yang kurang mengapresiasi kinerja

Lingkungan kerja yang toksik (beracun) dapat diartikan sebagai  lingkungan di mana tidak terjalin komunikasi dan pemimpin tidak menghormati atau responsif terhadap kebutuhan karyawannya. Biasanya lingkungan ini bisa terjadi karena ada sesuatu yang salah. Baik karena sistem atau karena orang-orang yang berada di dalamnya.

Nah, bisa sudah berada dalam situasi ini, bagaimana mengatasinya? Ada beberapa langkah yang bisa dicoba

Cari penyebabnya

Cari penyebab pastinya. Terkadang toksik buat disebabkan orang lain tapi bisa jadi perilaku kita sendiri. Namun bila meyakini toksik pekerjaan yang dirasakan karena rekan kerja yang tak sesuai atau pimpinan yang tak mendukung, bisa dicari penyelesaian lebih lanjut.

Komunikasikan kepada Atasan

Meskipun sulit, langkah ini tetap layal dicoba. Komunikasikan apa yang dirasakan dan mencari solusi bersama atas setiap permasalahan. Apalagi konteksnya ini adalah pekerjaan bersama, dan tujuannya ,masing-masing merasa nyaman dalam bekerja.

Perbaiki Hubungan dengan Rekan Kerja

Toksik dengan sesama teman kerja? Bisa dilakukan berbagai pendekatan, misalnya dengan lebih mempererat pertemanan, baik dengan melakukan aktivitas bersama di luar jam kerja hingga mencoba pendekatan yang lebih personal dan kekeluargaan. Misalnya saling peduli ketika ada yang sakit atau ditimpa kesusahan.

Belajar toleransi

Sebenarnya ada beberapa hal yang masih bisa ditoleransi.termasuk di lingkungan pekerjaan. Bila beberapa hal masih bisa ditoleransi tak ada salahnya untuk sementara waktu bersabar dan menyingkirkan segala keresahan karena lingkungan yang toksik.

Resign

Benar-benar merasa tak cocok dengan lingkungan pekerjaan? Sudah saatnya untuk memikirkan mencari jalan hidup yang lain. Yakinlah, masih banyak  tempat lain dalam bekerja yang barangkali lebih menyenangkan, lebih cocok dan lebih mengapresiaso.

Namun, harus disadari juga. Tak ada kesempurnaan di dunia termasuk di tempat kerja. Sebelum memutuskan langkah terbaik tentu harus dipikirkan secara matang. Apalagi bagi yang menjadi tulang punggung kerluarga. #

Cek juga

Selama Gelaran HUT RI di IKN, 18 SPKLU PLN Layani 340 Transaksi Pengisian Mobil Listrik

Ibu Kota Nusantara – PT PLN (Persero) sukses mendukung upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) …