Monday , November 25 2024

IPO di Bursa, Trimegah Bangun Persada Incar Dana Rp 9,7 Triliun

JAKARTA – Perusahaan bijih nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) berencana melepas saham ke publik melalui Initial Publik Offering (IPO) sebanyak 12,1 miliar saham pada 05 April hingga 10 April 2023 atau setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan ke publik.

Adapun nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100 per saham. Penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai pada 15 Maret-24 Maret 2023. Rencananya saham NCKL akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.

Presiden Direktur NCKL Roy A. Arfandy menjelaskan, ” Perseroan berharap dapat meraup dana segar sekitar USD 650 juta ( atau sekitar Rp9,7 triliun) untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman perseroan serta tambahan modal kerja perseroan.” “NCK akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5% dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation (ESA) yaitu sebanyak-banyaknya sebesar 60,5 juta saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga Penawaran,”ujar Roy dalam siaran pers yang diterima fokusenergi.com, Jumat (17/03/2023).

Dalam melancarkan aksi korporasi ini, NCKL menunjuk Mandiri Sekuritas, UOB Kay Hian Sekuritas, Citigroup Sekuritas Indonesia, Credir Suisse Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, OCBC Sekuritas Indonesia, dan BNP Paribas Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek. Informasi menarik bagi calon investor, NCKL akan membagikan dividen kepada pemegang saham minimum 30 % dari laba bersih, tergantung pada arus kas dan rencana investasi perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, serta persyaratan lainnya. “Perseroan telah membagikan deviden sejak tahun 2012 dan direncanakan akan melakukan pembagian dividen menggunakan tahun buku 2022 yang akan dibagikan pada tahun 2023,”ujar Roy

NCKL merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir yang mumpuni dalam industri nikel. Ini terlihat dari kegiatan operasional yang baik, profesional dan mengedepankan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Perseroan juga optimis dengan bisnis pengelolaan nikel kedepan.

“Fokus NCKL adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir,” tambah Roy.

Sektor hulu berupa penambangan bijih nikel yang menghasilkan saprolite dan limonete. Sementara hilirnya berupa peleburan dan pemurnian bijih nikel yang menghasilkan feronikel sebagai bahan baku utama pembuatan baja nirkarat (stainless steel) dan MHP (Mixed Hydoxide Precipitate) serta produk turunannya, Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama pembuatan prekursor baterai kendaraan listrik. Saat ini NCKL mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan. Perseroan juga memiliki dua proyek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektar yang terletak di Pulau Obi.

“NCKL berada di posisi strategis untuk mendapatkan keuntungan dari meningkatnya kebutuhan baterai di industri kendaraan listrik, sebagai respon terhadap upaya transisi energi. Ini akan meningkatkan permintaan bijih nikel maupun MHP,”pungkas Roy

Cek juga

Edi Permadi: Banyak Manfaatnya Blockchain Diterapkan Di Pertambangan dan Sumber Kekayaan Alam Indonesia

JAKARTA – Data memiliki peran penting dalam kehidupan manusia terutama ketika harus mengambil sebuah keputusan. …