Abu Dhabi – Indonesia terus memperkuat keterlibatannya di kancah energi global melalui partisipasi dalam Abu Dhabi International Petroleum Exhibition and Conference (ADIPEC) 2025, dengan menyoroti peluang kemitraan baru dan iklim investasi yang semakin kompetitif di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa Indonesia selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan energi global melalui model kemitraan yang saling menguntungkan dan mendukung tujuan jangka panjang menuju kemandirian energi nasional.
“Sekarang adalah waktu yang tepat bagi para investor global untuk bekerja sama dengan Indonesia. Kami hadir dengan kerangka regulasi yang lebih jelas, potensi sumber daya yang kuat, dan visi jangka panjang menuju kemandirian energi. Hal ini tercermin dari tren peningkatan daya tarik investasi Indonesia di Asia-Pasifik, terutama setelah sejumlah penemuan besar di akhir 2023 dan awal 2024. Ini menandakan bahwa kerangka regulasi, proses perizinan, dan sistem fiskal kita kian siap mendukung mitra global,” ujar Djoko
Sebagai informasi, penemuan besar cadangan gas di Geng North dan Layaran tercatat sebagai salah satu penemuan besar dunia pada tahun 2023. Dengan potensi masing-masing sebesar 500-600 juta barel setara minyak (mboe), keduanya juga menjadi penemuan cadangan terbesar di Asia Tenggara. Kemudian, pada awal 2024, penemuan besar di Tangkulo diprediksi akan mampu menghasilkan sekitar 200 mboe gas.
Sebagai tindak lanjut dari momentum positif tersebut, Pemerintah Indonesia menawarkan peluang strategis dalam bentuk lelang lebih dari 60 blok migas melalui Indonesia Petroleum Bid Round (IPBR) 2025–2026. Inisiatif ini menjadi langkah nyata untuk mendorong percepatan eksplorasi dan produksi migas guna mencapai target lifting nasional.
Selain itu, partisipasi Indonesia di ADIPEC 2025 tidak hanya berfokus pada potensi eksplorasi dan produksi, tetapi juga memperkenalkan peluang kolaborasi yang lebih luas di bidang penelitian, teknologi, rantai pasok, pengembangan sumber daya manusia, dan inovasi energi rendah karbon.
Untuk memperkuat hubungan dengan pelaku industri global, SKK Migas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina Group, dan Indonesia Business Council Dubai menggelar International Stakeholder Engagement & Investment Forum di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi. Acara ini mempertemukan pejabat pemerintah dan perusahaan Indonesia dengan calon mitra strategis dari berbagai negara untuk membahas peluang kerja sama di proyek-proyek hulu migas.
Beberapa pembicara dalam acara ini termasuk Staff Khusus Menteri bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Nanang Abdul Manaf; Kepala Departemen Eksplorasi SKK Migas, Taubah Faulin; serta Presiden Direktur Pertamina Hulu Rokan, Ruby Mulyawan—membahas kebijakan dan potensi investasi di berbagai sektor industri hulu migas Indonesia.
Delegasi Indonesia di ADIPEC 2025 terdiri atas SKK Migas, Kementerian ESDM, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), delapan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dan lima Perusahaan Dalam Negeri (PDN). Kehadiran mereka menegaskan pesan bahwa Indonesia menawarkan potensi sumber daya yang besar, kepastian regulasi, serta arah kebijakan yang jelas menuju kemandirian energi jangka panjang.
FOKUS ENERGI Berita Energi Terkini