Friday , November 22 2024

Investasi Makin Menggeliat, Industri Hulu Migas Indonesia Punya Masa Depan Cerah

JAKARTA – Masa depan hulu migas Indonesia diyakini cerah. Optimisme tinggi ini berhasil dijaga jika melihat indikator yang jelas terlihat dari realisasi investasi dalam beberapa tahun terakhir, penyelesaian proyek – proyek besar serta rencana pengembangan industri hulu migas yang rendah emisi melalui penerapan teknologi.

Dalam Pidato pembukaan 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) 2023 di Bali beberapa waktu lalu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan untuk mencapai target produksi migas 2030, diperlukan investasi lebih dari US$ 20 Miliar per tahun.

SKK Migas menargetkan realisasi investasi menyentuh angka USD15,5 miliar hingga akhir tahun 2023 atau lebih tinggi atau lebih tinggi 28% dibanding realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai USD12,1 miliar. Jika berhasil diwujudkan, maka investasi di tahun ini akan menjadi capaian tertinggi selama lima tahun terakhir.

Hal itu untuk mendukung berbagai kegiatan misalnya untuk pemboran sumur pengembangan yang ditargetkan rata-rata per tahun mencapai 1115 sumur dibor. Secara komulatif hingga tahun 2030 dibutuhkan 8923 sumur pemboran dibor.
Tingginya target pemboran ini tentu membutuhkan dukungan dari industri penunjang migas. Ini juga bisa menjadi peluang para pelaku usaha lokal untuk ikut serta dalam berbagai proyek hulu migas.

Nanang Abdul Manaf, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan hingga kini strategi Long Term Program (LTP) yang diusung SKK Migas masih berjalan sesuai dengan rencana. Jika terus dipertahankan maka target – target bisa tercapai.

Hingga semester I tahun ini investasi hulu migas tercatat sebesar US$5,7 miliar selama enam bulan. Capaian ini meningkat 21% jika dibandingkan dengan investasi pada semester I tahun 2022 yang berada pada angka US$4,7 miliar. Bahkan catatan pertumbuhan investasi ini terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4% dan ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia.

Menurut Nanang masa depan cerah industri hulu migas juga bisa terlihat dari banyaknya proyek yang saat ini tengah digarap dan akan mendapatkan hasilnya beberapa tahun yang akan datang. Untuk tahun ini hingga September ada lima proyek on-stream dari total 11 proyek yang digarap dengan total investasi sebesar US$709 juta. Secara rinci, sebagian besar proyek tersebut adalah proyek gas yakni sebanyak enam proyek dengan total estimasi tambahan produksi mencapai 454 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Lalu ada lima proyek minyak dengan total kapasitas tambahan produksi mencapai 19,1 ribu barel per hari (BPH).

Selanjutnya ada enam proyek hulu migas strategis yang juga sedang digarap. Pertama adalah Mako dikerjakan oleh Conrad Asia, lalu ada Hidayah yang tengah digarap Petronas Carigali Madura II Ltd, proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Developer (IDD) yang sekarang sudah resmi akan dilanjutkan pengelolanya oleh ENI.

Proyek berikutnya adalah Abadi gas Masela. Kemudian ada Tangguh train 3 serta Proyek Asap Merah Kido, yang dikerjakan oleh Genting Oil. Keenam proyek ini bakal jadi andalan dalam mengkerek investasi maupun produksi migas di masa yang akan datang.
Tidak sampai disitu, dalam LTP juga ada proyeksi penambahan produksi dari kegiatan produksi lanjutan Enhanced Oil Recovery (EOR). Ada 12 proyek EOR yang sedang digarap dengan total estimasi tambahan cadangan sebesar 950 juta barel setara minyak dan estimasi biaya investasi mencapai US$4,61 miliar.

Dengan banyaknya pekerjaan menanti, menurut Nanang, Industri migas Indonesia terus tumbuh dan akan dirasakan hasilnya dalam beberapa tahun akan datang. “Ini menujukkan industri hulu migas growing (tumbuh), banyak yang bilang hulu migas sudah sunset decline dan sebagainya, jangan lihat saat ini tapi demand ke depan seperti apa,” kata Nanang.

Dia menyatakan dengan targer pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka dipastikan kebutuhan energi juga akan besar. “Pertumbuhan ekonomi bagus diatas 5% itu korelasimya kebutuhan energi migas, kita tahu juga ke lebih bersih, tapi butuh waktu dalam posisi transisi butuh migas, makanya saya bilang kita tetap eksplorasi, kita masih butuh, kalau tidak impor makin banyak,” ungkap Nanang.

Para pelaku usaha juga diyakini makin betah berinvestasi di tanah air. Lokasi Indonesia sebagai negara maritim sangat strategis bagi perdagangan energi dunia, terutama gas alam cair (LNG).
Ciro Antonio Pagano, President of SPA for Asia Pacific Region, ENI disela The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Bali 20-22 September 2023 mengatakan di tengah gejolak geopolitik yang menyebabkan pasokan gas dari Rusia seret ke negara-negara Eropa, Indonesia menjadi negara yang strategis untuk memenuhi kebutuhan gas dunia.
“Pascapandemi, gas jadi potensi besar dalam memenuhi kebutuhan energi dunia dan secara geografis, Indonesia punya potensi minyak dan gas yang besar,” ujar Ciro.

Menurutnya lokasi Indonesia sangat strategis karena lokasinya dikelilingi oleh pembeli yang besar seperti Jepang, Korea, dan China. Di sisi lain, permintaan gas di pasar domestik Indonesia juga tinggi. Ini yang membuat Indonesia, kata Ciro Antonio Pagano, sebagai pasar gas yang potensial.

Sementara itu Gary Selbie, President Director of Premier Oil Natuna Sea BV (a Harbour Energy company) sekaligus President of the Indonesian Petroleum Association (IPA) juga mengaku betah berinvestasi di Indonesia. Salah satunya alasannya karena pemerintah memberikan banyak insentif fiskal yang lebih fleksibel bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
“Jadi kita perpanjang produksi dari field (lapangan) kita. Kami juga senang telah setujui beri insentif fiskal yang beri kita peluang untuk kembangkan field yg tadinya marjinal. Kita akan tanda tangan pekan ini,” ujarnya.

Gery mengatakan Harbour Energy akan melakukan serangkaian kegiatan pengeboran eksplorasi di wilayah Andaman, termasuk appraisal wells dengan total 4-6 sumur yang akan dimulai bulan depan. Selain itu, mereka juga sedang dalam proses dalam menyelesaikan isu di Blok Tuna, di mana mitranya dari Russia mundur.

Cek juga

Dukung Keberlanjutan Energi, PT Pertamina EP Berpartisipasi di ADIPEC 2024

JAKARTA, Fokusenergi.com – PT Pertamina EP selaku Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, menjadi salah satu …