Jakarta — PT Patra Drilling Contractor (PDC) membuat satu terobosan baru di unit bisnis Food & Lodging Services (FLS) dengan menghadirkan dapur portabel atau portable kitchen & galley yang dilengkapi desain, fitur, dan teknologi terbaru.
Portable kitchen & galley ini telah ditambahkan di Rig PDSI #28 yang tengah beroperasi di wilayah Majalengka sejak Maret 2025 lalu.
Direktur Operasi & Marketing Patra Drilling Contractor Apriandy Zainuddin menjelaskan, dapur di rig pengeboran sangat penting karena menyediakan kebutuhan dasar bagi para pekerja, yaitu makanan dan tempat rehat.
“Dapur yang bersih dan memiliki ventilasi yang cukup serta ditata dengan baik, membuat crew yang bekerja di kitchen tetap sehat dan produktif, serta mengurangi risiko kecelakaan kerja pada saat memasak,” ungkap Apriandy dalam keterangan resmi di Jakarta, pada Jumat 18 Juli 2025.
Di rig pengeboran, pengoperasian dapur lebih difokuskan pada fungsionalitas, kebersihan, dan kemampuan untuk menyediakan makanan yang cukup dan bergizi, terutama bagi pekerja di lingkungan terpencil.
“Dengan desain dan teknologi portable kitchen & galley PDC, kami bisa melakukan lebih dari manfaat tersebut,” imbuh Apriandy.
Dapur portabel ini dirancang dengan sistem modular berbasis kontainer berukuran 40 kaki. Setiap unit dilengkapi dua galley, sistem pendingin udara, ventilasi khusus, dan peralatan memasak industri dengan sumber energi 70% listrik dan 30% gas.
Dengan transisi energi dari gas ke listrik, dapur ini tidak hanya lebih efisien tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Sistem sirkulasi udara yang ditopang exhaust fan membantu menjaga kenyamanan kerja di dapur yang juga telah dilengkapi AC untuk memastikan suhu tetap stabil dan ruang kerja lebih sehat.
Inovasi unggul lainnya, PDC menerapkan pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah organik yang dihasilkan dari operasional dapur.
Sisa makanan tidak dibiarkan menjadi limbah tak berguna, melainkan diolah menggunakan metode Takakura, yaitu teknik pengomposan rumah tangga berbasis mikroorganisme lokal dan media fermentasi yang ramah lingkungan.
Proses ini tidak memerlukan instalasi besar maupun teknologi kompleks, namun mampu menghasilkan kompos berkualitas tinggi. Kompos tersebut dimanfaatkan sebagai bagian dari program edukasi lingkungan yang dijalankan PDC.
Untuk limbah non-organik seperti tulang, PDC menggunakan teknologi bone crusher, yakni alat penghancur tulang yang mengubah sisa tulang menjadi serpihan halus.
Serpihan ini dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan pupuk organik maupun material campuran yang tidak mencemari lingkungan.
Dengan sistem ini, limbah dapur tidak hanya diminimalkan, tetapi juga memiliki nilai guna yang berkelanjutan.
Apriandy menambahkan, langkah strategis ini menandai babak baru dalam pengelolaan fasilitas pendukung proyek pengeboran.
Dengan dapur portable, PDC berharap dapat menjadi pelopor dalam menciptakan standar layanan logistik kerja lapangan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memperhatikan kualitas hidup pekerja dan dampak lingkungan.