JAKARTA – Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara pada konferensi pers tersebut menyampaikan perkembangan lebih lanjut dari hasil survei seismik KKP Jambi Merang. Dia menginformasikan bahwa sebagai tindaklanjut dari hasil survei seismik KKP Jambi Merang telah diindaklanjuti oleh dengan produk hasil studi-studi hasilnya adalah joint study dari KKP Jambi Merang, Tim Kepmen maupun dari Investor Engagement. Berdasarkan KKP Jambi Merang ada 6 area seperti join study (JS) Jawa Timur, JS area Sulawesi Tenggara, JS area Bone, JS area Seram, JS area Buton dan JS area West Timor.
Kemudian Benny menambahkan, hasil studi Tim Kepmen antara lain JS area Andaman Sumatera Utara, JS area Jawa Timur, JS area Kangean Utara dan JS area Sumatera Selatan. Berdasarkan KKP JM & Tim Kepmen yang sudah menjadi Wilayah Kerja adalah area WK East Natuna, WK (PHE), WK Bunga (Posco) dan WK Bobara (Petronas) dan berdasarkan investor engagement adalah JS area Seram Aru, JS area Sumatera Utara, JS area Natuna Timur dan JS Area Bintuni
Benny juga menyampaikan perkembangan dari farm in opportunity di eksplorasi dan eksploitasi. “Terkait farm in dan farm out adalah hal yang biasa di industri hulu migas dalam rangka memitigasi resiko, dan hal ini tidak perlu dikhawatirkan”, ujar Benny di Wisma Mulia, Jakarta (19/7/2024)
Benny menjelaskan informasi pengembalian beberapa wilayah kerja ke Pemerintah sehingga masuk sebagai discovery resources opportunity (DRO). Ini akan didorong untuk mendapatkan operator yang tepat sehingga dapat segera diproduksikan dengan pilihan PSC sesuai keeknomian yang dibutuhan investor. “Terkait DRO, investor diberikan keleluasaan untuk memilih skema PSC gross split maupun cost recovery”, imbuhnya.
Dalam rangka mendorong percepatan implementasi EOR, Benny menyampaikan beberapa waktu yang lalu Menteri ESDM, Kepala SKK Migas dan PHE berkunjung ke Tiongkok dan menjajaki kemitraan dengan 3 national oil company (NOC) Tiongkok. Ini adalah upaya dalam mempercepat implementasi strategi EOR dengan perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki keahlian dan pengalaman dalam menerapkan EOR.
“Masih ada pertemuan lebih lanjut dengan KKKS yang memiliki wilayah kerja yang akan menerapkan EOR dengan mitra yang memiliki kemampuan dalam penerapan teknologi EOR. SKK Migas terus memonitor perkembangannya”, pungkas Benny