Thursday , November 21 2024

Targetkan Pengeboran 991 Sumur, SKK Migas Tegaskan Pengeboran Yang Masif Tetap Mengedepankan HSE

JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mencanangkan tahun 2023 sebagai tahun produksi migas nasional memasuki fase incline. Tekad tersebut didukung dengan investasi yang masif mencapai US$ 15,5 miliar dan program yang agresif, salah satunya pengeboran sumur pengembangan 2023 yang ditargetkan sebanyak 991 sumur atau lebih tinggi 30,4% dibandingkan realisasi pengeboran sumur tahun lalu. Sebagai industri dengan risiko tinggi, health safety & environment (HSE) menjadi prioritas di industri hulu migas, sehingga SKK Migas senantiasa memberikan perhatian dan pengawasan yang melekat dalam penerapan HSE di industri migas nasional.

“Investasi hulu migas akan banyak terserap pada kegiatan pengeboran dengan porsi terbesar. Oleh karenanya, SKK Migas memberikan perhatian khusus dan melakukan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan kegiatan pengeboran. Kami menekankan agar semua orang harus mempunyai self awareness yang tinggi terhadap safety dan menjadikan safety tidak hanya sebagai priority tetapi sebagai value”, kata Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dalam acara Eduasi Media yang diselenggarakan di kantor SKK Migas (5/4).

Wahyu menekankan bahwa keselamatan kerja atau safety bagi pekerja di industri hulu migas memiliki nilai yang sangat tinggi karena menurutnya keselamatan dan kesehatan sangat berkaitan dengan produktifitas dan efisien yang memang saling mendukung kinerja pekerja.

“Penerapan HSE di hulu migas sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri hulu migas global. Hal ini terlihat dari kinerja HSE industri migas nasional di tahun 2022 dengan 341 juta jam kerja perhitungan incident rate (IR) sebesar 0,23 yang lebih baik dibandingkan rata-rata IR Global yang tahun 2021 mencapai 0,77, “ kata Wahju.

“Pencapaian IR per Maret 2023 memang sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,31, namun seiring dengan upaya yang dilakukan SKK Migas, kami optimis hingga akhir tahun 2023 implementasi HSE akan semakin membaik sehingga IR diharapkan bisa seperti capaian 2022”, tegas Wahju.

Wahju menambahkan tantangan dalam pelaksanaan program pengeboran sumur pengembangan tidak hanya terkait ketersediaan rig tetapi juga ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Setiap rig yang beroperasi akan ada ratusan tenaga kerja yang terlibat dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi SKK Migas dan KKKS karena sejak tahun 2016 hingga 2020 rata-rata jumlah pengeboran sumur pengembangan dikisaran 200 sumur. Dengan meningkatnya jumlah pengeboran sumur menjadi 991 di tahun 2023, tentu membutuhkan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dengan kompetensi dan pengalaman yang mencukupi.

“Tantangan kami untuk memastikan target pengeboran 2023 menjadi sangat kompleks karena membutuhkan ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni, sedangkan selama beberapa tahun yang lalu tidak banyak orang yang bekerja di rig. SKK Migas dan KKKS sedang bekerja keras agar HSE bisa tetap diterapkan dengan maksimal agar pelaksanaan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan lancar”, ujar Wahju.

Masifnya pengeboran sumur pengembangan adalah sebagai konsekuensi dari upaya mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD). Bahkan kedepannya pengeboran sumur pengembangan harus bisa mencapai diatas 1.000 sumur setiap tahunnya. “Oleh karenanya, kita saat ini sedang melakukan akselerasi mendorong kemampuan industri penunjang industri hulu migas, termasuk SDMnya sehingga orkestrasi upaya mencapai target 2030 dapat dilaksanakan”, imbuh Wahju.

Investasi hulu migas tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan produksi migas nasional, tetapi juga multiplier effect yang dihasilkan sangat besar. Menurut Indonesia Petroleum Association (IPA) dampak berganda dari investasi hulu migas dapat mencapai 3 hingga 5 kali, sehingga dengan investasi US$ 15,5 miliar akan menggerakkan perekonomian US$ 46,5 miliar hingga US$ 77,5 miliar.

Tentunya, investasi yang masif akan meningkatkan frekuensi pekerjaan yang berpotensi meningkatkan resiko, tetapi SKK Migas telah melakukan upaya-upaya untuk meminimalkan resiko sehingga potensi kecelakaan bisa ditekan seminimal mungkin. Terkait hal tersebut, Wahju menyampaikan bahwa tahun 2023 untuk pertama kalinya akan dilaksanakan kegiatan safety audit oleh pihak yang kredibel ke seluruh KKKS, harapannya safety yang sudah dilakukan oleh KKKS dapat ditingkatkan implementasinya.

“Tahun 2023 KKKS mengajukan biaya terkait safety yang meningkat dibandingkan tahun lalu, oleh karenanya SKK Migas akan mendorong agar biaya terkait safety, termasuk pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM dibidang safety benar-benar dilaksanakan oleh KKKS. Bahkan kami akan memberikan sanksi bagi KKKS yang tidak menyerap 100% budget terkait safety”, pungkas Wahju.

Cek juga

Dukung Keberlanjutan Energi, PT Pertamina EP Berpartisipasi di ADIPEC 2024

JAKARTA, Fokusenergi.com – PT Pertamina EP selaku Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, menjadi salah satu …