Cirebon – Balai Desa Mundu siang itu terasa hidup. Suara tawa bercampur dengan obrolan hangat, sementara tangan-tangan sibuk merangkai bahan sederhana menjadi karya bernilai. Di tengah suasana itu, PT Elnusa Tbk (Elnusa) hadir melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), membawa satu pesan penting terhadap sampah, dari sebuah limbah menjadi sumber penghasilan.
Kegiatan ini diikuti oleh para pegiat UMKM lokal, ibu-ibu kreatif dari PKK, dan generasi muda Karang Taruna. Mereka hadir bukan hanya untuk belajar, tetapi untuk menciptakan perubahan. Bersama Rumah BUMN Palangka Raya dan Bandung, serta dukungan pemerintah desa dan Dinas Lingkungan Hidup, Elnusa menghadirkan solusi nyata berbasis ekonomi sirkular.
Salah satu fokus pelatihan adalah pemanfaatan armada roda tiga yang akan diberikan oleh Elnusa. Armada ini bukan hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi juga untuk mengangkut bahan baku daur ulang dan limbah sabut kelapa. Dengan logistik yang lebih efisien, produk kerajinan seperti sapu, pot tanaman, hingga tas daur ulang bisa menjangkau pasar lebih luas.
“Armada ini kami harapkan menjadi penggerak ekonomi desa. Tidak hanya untuk kebersihan, tetapi juga mendukung distribusi produk UMKM agar lebih kompetitif,” ujar Jayanty Oktavia Maulina, Manager Corporate Communication PT Elnusa Tbk.
Pelatihan pengelolaan sampah menghadirkan konsep circular economy. Sampah rumah tangga dan limbah sabut kelapa diolah menjadi produk kreatif bernilai jual. Dari sapu hingga tas daur ulang, semua dirancang untuk dipasarkan melalui UMKM binaan Elnusa.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga memiliki keterampilan dan alat untuk mandiri secara ekonomi. Pengelolaan sampah menjadi produk bernilai tambah adalah salah satu cara untuk mencapainya,” ungkap Jayanty.
Kepala Desa Mundu, Bapak Akifudin, menyambut baik inisiatif ini. “Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat jadi lebih kreatif dan produktif. Pengelolaan sampah yang awalnya menjadi masalah, kini kami dorong untuk menjadi solusi berbasis ekonomi sirkular,” ujarnya.
Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).