Saturday , November 23 2024

Bukan PLTU, Kualitas Udara Membaik saat WFH dan Rekayasa Lalu Lintas

JAKARTA—Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengungkapkan kebijakan Work From Home (WFH) di hari pertama saat penyelenggaraan ASEAN langsung berpengaruh signifikan terhadap membaiknya kualitas udara di Jakarta.
 
“Pengurangan kendaraan bermotor akibat WFH saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN membuat udara Jakarta langsung lebih bersih,” katanya kepada media, Senin (4/9/2023).
 
Terpantau pada 4 September siang indeks kualitas udara menjadi kategori sedang dengan level 99 dari sebelumnya menyentuh level 157 masuk kategori tidak sehat.

Fahmi memaparkan, banyak yang menuduh PLTU sebagai sumber polusi di Jakarta, namun ia menegaskan bahwa itu tidak terbukti.

“Seperti yang kita ketahui PLTU Suralaya sudah dipadamkan sebesar 1.600 MW sejak tanggal 29 Agustus 2023, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas udara di Jakarta seminggu terakhir,” ungkapnya.

Hal tersebut, jelasnya, sudah sesuai dengan penyataan pemerintah terkait dengan penyumbang polutan tertinggi di Jakarta, yaitu sektor transportasi. Sesuai dengan catatan, sektor tersebut menyumbang lebih dari 42% polutan di Jakarta. Selanjutnya disusul sektor industri manufaktur.
 
“Untuk sektor manufaktur, masih banyak pabrik-pabrik milik swasta yang berada di Jakarta dan sekitarnya yang menghasilkan asap saat beroperasi. Dan rata-rata mereka tidak mempunyai alat khusus untuk menyerap debu emisi yang dihasilkan,” kata Fahmi.

Cek juga

CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040

BAKU, Fokus Energi — PT PLN (Persero) menegaskan kesiapannya untuk mendukung visi swasembada energi dengan …